BISNIS.COM, JAKARTA—Negara-negara Arab di Teluk menyambut baik penggulingan Presiden Mohammad Moursi oleh Angkatan Darat Mesir pada Rabu (3/7/2013), menyusul aksi unjuk rasa beberapa hari terakhir.
Kebangkitan Ikhwanul Muslimin di Mesir dengan Moursi sebagai salah satu tokohnya, menyusul penggulingan Presiden Hosni Mubarak pada 2011, membuat sebagian besar negara-negara Arab di kawasan Teluk menjadi tidak nyaman, termasuk Uni Emirat Arab (UAE), khawatir adanya kubu Islam di dalam negeri.
Kantor berita Arab Saudi SPA melaporkan Raja Abdullah mengirimkan pesan ucapan selamat kepada Ketua mahkamah Konstitusi Mesir Adli Mansour yang dipilih sebagai kepala negara sementara.
"Atas nama rakyat Arab Saudi dan diri saya sendiri, kami menyampaikan ucapan selamat atas kepemimpinan Mesir oleh Anda dalam periode kritis. Kami mendoakan semoga Tuhan membantu Anda memikul tanggung jawab guna mencapai cita-cita saudara kami rakyat Mesir," demikian isi pesan itu.
Pernyataan itu juga memuji Angkatan Bersenjata Mesir yang memimpin negara itu keluar dari apa yang disebutnya "terowongan yang hanya Allah Yang Maha Tahu dimensi dan akibatnya".
UAE juga menyambut baik perubahan di Mesir, menurut kantor berita WAM dan memuji Angkatan bersenjata Mesir.
"Menteri Luar Negeri UAE Yang Mulia Abdullah bin Zayed al-Nahayan menyatakan keyakinannya bahwa rakyat Mesir mampu mengatasi masa-masa sulit yang dilalui," demikian WAM dalam satu pernyataan.
"Syeikh Abdullah mengatakan Angkatan Darat Mesir mampu membuktikan lagi bahwa mereka pagar Mesir dan bahwa mereka pelindung serta tameng kuat yang menjamin Mesir akan menjadikan keadaan dan hukum stabil," tambahnya.
Namun, hingga kini belum keluar kata-kata dari Qatar, satu-satunya negara Arab di Teluk yang berpihak kepada Ikhwanul Muslimin.
Para saksi mata mengatakan negara itu mengerahkan tambahan pasukan polisi di sekitar kedutaan mesir di Doha.
Emir Qatar yang mengundurkan diri pekan lalu dan menyerahkan tahta kepada puteranya, mungkin mempertimbangkan dukungannya bagi Ikhwanul Muslimin.
Ulama berpengaruh Yusuf al-Qaradawi, seorang Mesir yang dilihat dekat dengan Ikhwanul Muslimin dan tinggal di Qatar selama bertahun-tahun, diberitakan berada di Mesir.
Ulama itu membantah laporan-laporan bahwa emir yang baru di Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani telah memintanya meninggalkan negara itu.
Selama ini, Qatar menjadi penyandang dana besar bagi kelompok-kelompok Islam di sekitar Dunia Arab, termasuk Ihkwanul Muslimin di Mesir.