BISNIS.COM, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didesak untuk menginstruksikan pemda mengembalikan ratusan komunitas Syiah kembali ke desa sekaligus menjamin keselamatan mereka.
Riset HRW mengungkapkan pada Agustus 2012, lebih dari 1.000 warga desa Sunni menyerang Desa Nangkernang, Kabupaten Sampang di Pulau Madura dan membakar rumah-rumah komunitas Syiah, melukai yang lain, dan menggusur lebih dari 500 orang.
Massa mengatakan mereka bisa kembali ke desa asalkan mau berubah menjadi pengikut Sunni. Pada Juni lalu. pemimpin Syiah dipaksa untuk pindah ke luar pulau tersebut dalam waktu 2 jam kemudian oleh pejabat lokal dan militan.
Direktur Human Rights Watch (HRW) Asia Brad Adams mengatakan dengan mengizinkan pemerintah daerah untuk bertindak sebagai agen ekstrimis, merupakan pesan berbahaya bahwa mereka dapat melakukan apa pun terhadap minoritas.
"Presiden Yudhoyono harus lebih berani dalam melindungi minoritas agama, dimulai dengan menetapkan kebijakan toleransi nol untuk kekerasan sektarian dan intimidasi di Indonesia," kata Adams dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, (1/7/2013).
Dia mengungkapkan pemerintah Yudhoyono telah menoleransi kekerasan sektarian terlalu lama dengan menyalahkan otoritas lokal, padahal tanggung jawab masalah itu terletak di Jakarta. Adams menegaskan pemerintah harus mencabut semua peraturan diskriminatif dan menahan mereka yang melakukan tindakan kekerasan.