BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah terus berupaya melobi Kerajaan Arab Saudi agar ada dispensasi atas kebijakan pemotongan kuota jamaah haji Indonesia.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu menegaskan jika upaya itu tidak berhasil, alasan keamanan dan kesehatan menjadi prioritas utama kriteria jamaah yang ditunda keberangkatannya.
“Yang ditunda adalah mereka yang lansia karena alasan keamanan dan kesehatan,” ujarnya seperti dikutip lama Kementerian Agama, Rabu (19/6/2013).
Anggito mengakui bahwa dari sisi keadilan mungkin ini merugikan jamaah haji lansia. Namun kebijakan ini semata alasan kesehatan dan keamanan yang mempertimbangkan beberapa hal.
Menurutnya, penyelesaian renovasi Masjidil Haram terlambat hingga lokasi tawaf sangat sempit.
"Sekarang ini, lantai 2 dan 3 terpotong karena akan disambungkan dengan bangunan masjid yang baru.
Ini tinggal di sambung tapi ternyata tidak selesai sehingga tidak bisa digunakan untuk tawaf."
Padahal, lanjut Anggito, lokasi itu biasa digunakan bagi jamaah lansia atau yang menggunakan alat bantu seperti kursi roda.
Akibat dari hal ini, kondisi Masjidil Haram saat ini sangat tidak nyaman karena pelaksanaan tawaf menumpuk di lantai satu dan jamaah yang menggunakan alat bantu, tidak ada tempatnya.
“Lantai 1 juga menyempit karena ada beberapa bagian yang sedang diperluas dan belum selesai. Padahal tempat tawaf difokuskan pada lantai satu ini,” katanya.
Selain itu, lanjut Anggito, temperatur di Arab Saudi juga sangat panas. Saking panasnya, beberapa kantor di Riyad pindah ke Jeddah yang sedikit lebih sejuk.
“Itu yang terjadi saat ini. Apalagi pemberangkatan tahun ini lebih maju dibanding tahun kemarin sehingga musim panasnya lebih panjang,” ujar Anggito. (ra)