Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melahirkan di Mekkah, Jamaah Haji Asal Bogor Menunggu Dipulangkan

Melahirkan di Mekkah, pasangan suami istri, jamaah haji asal Bogor yang masuk kelompok terbang (kloter) 14 Jakarta masih menunggu surat keterangan medis untuk perjalanan udara (penerbangan).
/www.kemenag.go.id
/www.kemenag.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan suami istri, jamaah haji asal Bogor yang masuk kelompok terbang (kloter) 14 Jakarta masih menunggu surat keterangan medis untuk perjalanan udara (penerbangan).

Rencananya, jamaah haji pasutri Jaman bin Mismin dan Ika binti Abdurrozak bersama putrinya Makiyyah Marwah akan dipulangkan ke Tanah Air pada Senin (4/11/2013), setelah surat Pengganti Laksana Paspor (SPLP) untuk sang bayi yang lahir di pemondokan Misfalah, Mekkah, dikeluarkan Konjen RI di Jeddah.

‘’Jika tidak ada perubahan, Insya Allah mereka bisa pulang ke Bogor pada Senin mendatang [4/11],’’ ujar Miftahul Maulana, Kasi Pelayanan dan Pemulangan Jamaah Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi, seperti dikutip laman resmi Kementerian Agama, Kamis (31/10/2013).

Namun, untuk bisa pulang ke kampung halaman, pasutri serta sang bayi masih harus menunggu medical information form (Medif) for air travel atau surat keterangan medis untuk perjalanan udara (penerbangan) dari dokter setempat.

Hingga kini, Ika dan bayinya masih mendapatkan perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekkah.

‘’Medif itu untuk memastikan apakah sudah layak terbang atau belum. Nah, sampai saat ini Medif sang bayi dan ibundanya belum keluar. Semoga saja dalam beberapa hari ini sudah keluar,’’ ujar Maulana.

Pasutri Jaman-Ika yang berasal dari Kampung Dukuh, RT 04/01, Cibung, Bogor seharusnya sudah berada di kampung halaman sejak Sabtu (27/10) malam. Namun, Sabtu (26/10), sekitar pukul 04.30 waktu setempat, Ika melahirkan di kamar pemondokannya.

Proses kelahiran bayi Makiyyah terbilang dramatis, di tengah kondisi keterbatasan sarana dan prasarana di pemondokan jamaah haji, bayi yang lahir dengan berat 2,2 kg dan panjang 44 cm itu lahir dengan selamat. Itupun kelahirannya tanpa bantuan medis, tetapi atas pertolongan jamaah yang kebetulan seorang dukun bayi.

Kisah Ika bisa terbang dari embarkasi JKS sampai ke tanah suci dalam keadaan hamil itupun di luar dugaaan, sebab secara medis, semestinya calon jamaah haji hamil dengan usia kandungan 7 bulan itu tidak akan lolos screening.

Perempuan berusia 43 tahun tersebut mampu menuntaskan prosesi ibadah haji hingga sempurna, termasuk melewati masa-masa kritis puncak ibadah haji di Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

Kepada petugas, Ika dengan polos mengakui dirinya nekat terpaksa tidak jujur kepada petugas sejak di Tanah Air hingga Arab Saudi. Suaminya juga sudah membuat surat pernyataan atas ketidakjujuran tersebut. Keputusan itu diambil lantaran keinginan kuat untuk bisa beribadah haji.

Bersama suaminya, Ika sudah menunggu selama tiga tahun. Keinginan kuatnya untuk menunaikan inadah haji karena tidak ingin menunggu lebih lama lagi, apalagi mulai ada kebijakan pemotongan kuota jamaah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : http://www.kemenag.go.id/
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper