Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGUMUMAN UN 2013: Kelulusan Turun, Sistem Mendesak Dievaluasi

BISNIS.COM, JAKARTA - Pakar Pendidikan Universitas Paramadina Utomo Dananjaya berpendapat fenomena turunnya jumlah kelulusan Ujian Nasional SMA dan sederajat merupakan kesalahan sistem pendidikan Indonesia yang tidak dievaluasi."Kesalahan sistem ini

BISNIS.COM, JAKARTA - Pakar Pendidikan Universitas Paramadina Utomo Dananjaya berpendapat fenomena turunnya jumlah kelulusan Ujian Nasional SMA dan sederajat merupakan kesalahan sistem pendidikan Indonesia yang tidak dievaluasi.

"Kesalahan sistem ini sudah bertumpuk, jadi UN seharusnya dihilangkan saja," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah peserta UN SMA/MA tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 1.581.286 siswa dan siswa yang dinyatakan lulus UN berjumlah 1.573.036 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 8.250 siswa.

Artinya, persentase kelulusan tahun 2013 ini turun 0,02% dari tahun sebelumnya yang mencapai 99,5%.

Jumlah peserta UN SMK sebanyak 1.106.140, dan siswa yang dinyatakan lulus UN SMK berjumlah 1.105.539 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 601 siswa.

Berarti tingkat kelulusan untuk UN SMK tahun ini meningkat, yaitu 99,95% sehingga yang tidak lulus hanya 0,05%. Tingkat kelulusan ini pun lebih tinggi 0,23% dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai 99,72%.

Tingkat ketidaklulusan paling tinggi adalah Aceh, yaitu sebesar 3,11%. Kemudian, menyusul di posisi tertinggi kedua adalah Provinsi Papua dengan tingkat ketidaklulusan 2,85%. Artinya, di Aceh ada 1.754 siswa yang tidak lulus dari 56.000 siswa peserta UN.

Utomo menegaskan menilai Ujian Nasional bukan jalan satu-satunya untuk mengukur kemampuan dan prestasi siswa.

"Masih banyak alat evaluasi yang memperhatikan kepada karakter peserta didik," katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat, (24/5/2013).

Menurut Utomo, alat evaluasi pendidikan di Indonesia sangat terpaku pada angka dan sudah menjadi tradisi sejak dahulu.

"Seharusnya siswa itu dinilai apakah dia mampu atau tidak mampu, baik, sedang ataupun buruk. Masih banyak cara evaluasi, bukan dengan angka karena angka pun tidak menjamin," katanya.  

Dia menilai UN sebaiknya ditangguhkan, seperti keputusan Mahkamah Agung sejak 2009. Namun, nampaknya tradisi UN sulit untuk dilepaskan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Newswire/Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper