.COM, JAKARTA -- Kasus penembakan yang melibatkan aparat militer yang terjadi di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, berujung pada penggantian Panglima Kodam Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso.
Panglima TNI Laksamana Agus Suharsono menyatakan sah-sah saja jika ada yang mengaitkan mutasi Hardiono dengan kasus penyerangan di LP Cebongan.
Saat ini, jabatan Panglima Kodam Diponegoro dipegang oleh Mayjen TNI Sunindyo.
"Pergantian itu suatu yang biasa. Bukan hanya Hardiono, tetapi ada juga pejabat lain yang ikut dalam surat keputusan yang saya buat. Tapi kalau dikaitkan dengan hal itu [kasus LP Cebongan] ya sah-sah saja," ujarnya, Senin (8/4).
Agus mengatakan pihaknya melakukan evaluasi terhadap kasus tersebut.
Dia juga mengaku sudah melakukan evaluasi terhadap kesalahan ucap oleh Hardiono yang menyangkal adanya keterlibatan anggota TNI dalam kasus LP Cebongan.
"Itu kan hanya kesalahan ucap yang belum didukung oleh fakta. Itu bisa terjadi pada setiap manusia," katanya.
TNI, ujarnya, akan mengadakan pengadilan miiter terkait hal ini. Sama halnya dengan pengadilan militer umumnya, tambahnya, pengadilan militer terkait kasus LP Cebongan pun akan diselenggarakan secara terbuka.
"Pada prinsipnya pengadilan militer itu terbuka untuk siapa saja. Boleh diliput," tuturnya.
Dia berharap masyarakat memberikan kepercayaan kepada pengadilan militer untuk melaksanakan penegakan hukum.
"Kemudian mari kita awasi secara transparan. Tentu anggota yang bersalah akan dikenakan sanksi dan anggota yang tidak bersalah tidak dikenakan sanksi," katanya. (if)
PERGANTIAN PANDAM DIPONEGORO: KSAD Tak Keberatan Dikaitkan Kasus Cebongan
.COM, JAKARTA -- Kasus penembakan yang melibatkan aparat militer yang terjadi di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, berujung pada penggantian Panglima Kodam Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso. Panglima TNI Laksamana Agus Suharsono menyatakan sah-sah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium