BISNIS.COM, SEOUL--Korea Utara mengingatkan presiden baru Korea Selatan agar menjaga lidahnya, pada Rabu (27/3/2013), di tengah ketegangan kedua pihak, dan meminta agar tidak melontarkan kembali kalimat yang dianggap pedas.
Park Geun-hye, presiden wanita pertama Korsel, memperingati ulang tahun yang ketiga atas tenggelamnya kapal perang Korsel yang membunuh 46 pelaut.
Park menyerukan Korut yang miskin itu agar meninggalkan ambisi nuklirnya demi menyelamatkan rakyatnya yang kelaparan.
Korsel, yang didukung oleh komisi internasional, menyalahkan serangan terpedo Korut atas tenggelamnya itu. Namun, Pyongyang membantahnya.
"Pemilik Cheongwadae [kantor kepresidenan Korsel] lebih baik..jaga lidahmu," tegasnya seperti dikutip dalam kantor berita resmi Korut KCNA, Rabu (27/3/2013).
Korut blak-blakan atas rasa kebenciannya terhadap Park dan awal bulan ini menyebut ada "desir berbisa" dari kibasan roknya.
Dalam beberapa hari terakhir, Korut mengancam AS dengan perang nuklir dan latihan serangan pesawat tanpa awak di Korea Selatan.
Ancaman itu memicu Washington yang terlibat dalam latihan militer dengan Korsel, untuk bersiaga tempur dalam segala kemungkinan.
Ketegangan antara dua Korea itu semakin mencuat sejak Korut melakukan tes uji coba nuklir pada Februari lalu, hanya beberapa hari sebelum Park menjabat presiden. Aksi itu menimbulkan sanksi baru terhadap Pyongyang.
Sebelumnya, Korut secara rutin menyerang pendahulu Park, Lee Myung bak, dengan retorika peperangan.
Lee kemudian menghentikan bantuan ke Pyongyang selama 5 tahun. Lee menyebutnya sebagai 'tikus bajingan' dan menembaknya, lalu menggantunya di bawah patung.
Park (61) menggagas hubungan baru dengan Pyongyang pada kampanye pertengahan 2012. Namun, Park menegaskan bila perbaikan hubungan itu tergantung pada Korut menyerahkan senjata nuklir.
Korut dan Koresel secara teknis masih terlibat perang setelah perang saudara 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, melainkan bukan dengan perjanjian. Sejak itu Korut merasa dirugikan.(37/yop)