BISNIS.COM, SEMARANG -– DPD Persatuan Kontraktor Listrik Nasional (Paklina) Jateng mengirimkan somasi kepada PT Perusahaan Listrik Negara area Salatiga karena diduga melakukan penunjukan langsung proyek pelayanan teknik yang seharusnya melalui tender.
Soewondo Koesomo, Ketua DPD Paklina Jateng, mengatakan somasi tersebut dilayangkan berdasarkan pengaduan anggota Paklina DPC Semarang bahwa terjadi penunjukan langsung untuk proyek pelayanan teknik kepada PT Mitra Insan Utama (MIU) yang sedang dalam proses perubahan nama menjadi PT Haleyora Powerindo.
“Sehubungan dengan hal tersebut, PLN Area Salatiga patut diduga telah melakukan penyimpangan peraturan tentng pengadaan barang dan jasa BUMN,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (21/3/2013).
Menurutnya, penunjukan langsung terhadap MIU patut dicurigai, karena perusahaan kontraktor yang fokus pada pemeliharaan listrik tersebut baru saja diakuisisi oleh PT Haleroya Power, anak usaha PT PLN pada akhir tahun lalu.
Haleroya Power saat ini memiliki 90% saham MIU dan sisanya dimiliki oleh Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PLN sebanyak 5% dan Masrul 5%. Sebelum diakuisisi komposisi saham MIU mayoritas dimiliki oleh YPK PLN.
Menurut Soewondo, meskipun MIU adalah cucu usaha PLN, namun tidak boleh diistimewakan dalam proyek di PLN. Dia mendesak agar penujukan MIU dalam pekerjaan di Salatiga dibatalkan serta dilakukan tender ulang.
“Apabila tidak ada tanggapan dan tindak lanjut dari manajer PLN Salatiga maka dengan sangat menyesal kami akan melakukan upaya hukum lebih lanjut,” ancam Soewondo. Proyek pelayanan teknik yang dipersoalkan oleh Paklina bernilai Rp2 miliar dengan masa kontrak selama 1 tahun.
Sebagai informasi di wilayah Jateng ada tujuh asosiasi yang bergerak di bidang kontraktor listrik. Adapun asosiasi yang terbesar adalah Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) yang memiliki 750 anggota.
Meski demikian, hanya Paklina yang melakukan somasi kepada PLN Salatiga. Langkah Paklina tersebut tidak diikuti oleh asosiasi lain, meskipun sudah pernah di bahas dalam rapat antar asosiasi.
.jpeg?w=348&h=261)
