BISNIS.COM, JAKARTA-—Setelah peluang Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat (PD) terbuka, sejumlah nama calon pengganti Ketua Umum Anas Urbaningrum dari kalangan kader terus menggelinding.
Para petinggi dari Majelis Tinggi PD telah mengirim sinyal bahwa pengganti Anas akan berasal dari kader sendiri, bukan dari luar.
Lalu, siapa yang akan menggantikan Anas yang menyatakan berhenti setelah jadi tersangka kasus proyek Hambalang?
Sejumlah nama belakangan memang menguat. Ada dari internal seperti Marzuki Alie, Subur Budi Santoso, dan Hadi Utomo. Dua nama terakhir merupana mantan Ketua Umum yang masih digadang-gadang hingga saat ini.
Kalau memang sinyal yang dikirim Majelis Tinggi bahwa pengganti Anas adalah dari kader internal sendiri maka nama-nama seperti Djoko Suyanto dan Pramono Edhie Wibowo terdegradasi.
Keduanya akan masuk kandang alias tak ikut bertarung di arena KLB.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua, yang saat ini menjabat sebagai salah satu pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum, mengatakan bahwa dari nama-nama itu, peluang paling terbesar ada di tangan Ketua DPR Marzuki Alie.
Marzuki merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sekaligus anggota Majelis Tinggi.
Tidak saja sebagai anggota Mejalis Tinggi, Marzuki juga pernah menjadi Sekjen Partai Demokrat ketika Ketua Umum dijabat oleh Hadi Utomo.
Marzuki merupakan satu-satunya calon Ketua Umum yang tersisa dari tiga faksi hasil Kongres Bandung 2010.
Maklum, Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum kini berstatus tersangka kasus Hambalang yang membuat keduanya terlebih dahulu terpental dari arena KLB.
"Tidak bergeser dari persoalan kader, jadi bagaimanapun kader, Pak Marzuki," kata Max dengan nada tegas. Maklum, Max merupakan orang Marzuki yang memimpin tim sukses ketika Kongres Bandung 3 tahun lalu.
Di Bandung, Anas tidak saja mengalahkan Marzuki tetapi tanpa diduga juga berhasil menyingkirkan Andi yang berasal dari kubu Cikeas.
Disebut kubu Cikeas karena Sekjen Partai Demokreat, Edhie Baskoro Yudhoyono, putra Presiden SBY, saat itu berada di pihak Andi.
Keyakinan Max bahwa Marzuki merupakan orang paling pantas jadi Ketua Umum juga terlihat ketika akhir-akhir ini Marzuki lebih banyak turun ke bawah pasca prahara yang menimpa partai pemenang Pemilu 2009 tersebut.
Marzuki mengaku akan maju kalau dapat dukungan dari kader. Untuk itulah dalam satu kesempatan di Jawa Tengah Marzuki menyatakan kesiapannya untuk maju di KLB.
Akan tetapi, meski Max telah ‘mencuri start’ dengan menjagokan Marzuki, para loyalis Anas tentu tidak bisa diam kalau tidak mau dibilang tidak melawan pasca lengsernya sang Ketua Umum.
Kemenangan Anas di Bandung menyegarkan kembali ingatan penikmat politik betapa solidnya dukungan kader kepada Anas, meski secara kasat mata Andi tampak lebih berpeluang menang ketika itu.
Wasekjen Partai Demokrat (PD) Saan Mustopa yang dikenal sangat dekat dengan Anas pun mengisyaratkan akan maju sebagai calon Ketua Umum di Kongres Luar Biasa (KLB).
Sama dengan Marzuki, Saan juga beralasan akan maju kalau dapat dukungan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
Saan saat ini merupakan figur sentral baik di tingkat DPP maupun di kalangan anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR.
Saan, yang memainkan peran yang sama dengan Max ketika Kongres di Bandung, tercatat beberapa kali menemui anas setelah berstatus tersangka dari Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK).
Kalau memang Marzuki dan Anas yang maju sebagai kandidat Ketua Umum Partai Demokrat maka KLB yang akan digelar menjelang April mendatang akan semakin menarik.
Pasalnya, kedua kubu tersebut harus berebut suara dari kubu Ciekas untuk mendapatkan posisi paling terhormat di partai penguasa kursi di DPR tersebut.
Bukan tidak mungkin sang Ketua Umum terpilih pun dapat tiket untuk maju jadi calon presiden pada Pemilu 2014. (ra)