Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump: Saya akan Segera Tahu Apa Yang Dialami Khashoggi

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan masih belum puas dengan penjelasan Arab Saudi tentang kematian jurnalis Jamal Khashoggi.
Sejumlah aktivis HAM memegang foto jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dalam unjuk rasa di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (9/10)./Reuters-Osman Orsal
Sejumlah aktivis HAM memegang foto jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dalam unjuk rasa di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (9/10)./Reuters-Osman Orsal

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan masih belum puas dengan penjelasan Arab Saudi tentang kematian jurnalis Jamal Khashoggi.

Kepada awak media di halaman Gedung Putih pada Senin (22/10/2018) waktu setempat, Trump mengatakan telah berbicara dengan Pangeran Mohammed bin Salman.

Trump juga sedang menantikan temuan dari utusan-utusannya yang dikirimkan ke Turki dan Arab Saudi dan akan kembali ke AS untuk menyampaikan laporan singkat perihal temuan mereka.

“Saya akan segera tahu apa yang terjadi pada Khashoggi. Saya tidak puas dengan apa yang saya dengar,” ujar Trump, seperti dikutip Bloomberg.

Ia tidak mengungkapkan lebih detail tentang percakapannya dengan Putra Mahkota Arab Saudi tersebut. Ia juga tidak mengatakan badan mana yang menyelidiki kematian Khashoggi ataupun apa yang diusut. The Washington Post, mengutip dua sumber tanpa nama, mengabarkan bahwa Direktur CIA Gina Haspel sedang menuju ke Turki.

Dalam sebuah wawancara dengan USA Today yang diterbitkan Senin malam, Trump menyebut pembunuhan itu sebagai hal yang bodoh tetapi juga berpikir bahwa insiden itu terjadi tidak seperti yang direncanakan.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bertemu dengan Pangeran Mohammed pada hari Senin untuk membahas penyelidikan Khashoggi yang sedang berlangsung, serta memerangi pendanaan teroris, sanksi terhadap Iran, dan isu ekonomi Saudi, menurut juru bicara Departemen Keuangan Tony Sayegh dalam Twitter.

Mnuchin tetap melanjutkan pertemuan itu bahkan ketika para pemimpin pemerintahan dan eksekutif perusahaan di Eropa dan di seluruh dunia menjauhkan diri dari pemerintah Saudi di tengah reaksi keras atas pembunuhan itu.

Trump dikabarkan sedang bersiap untuk memperketat sanksi minyak terhadap Iran dan pemerintahannya mengandalkan kerja sama dengan Saudi untuk mengganti hilangnya pasokan dan menurunkan potensi kenaikan harga.

Pada Jumat (19/10), pemerintah Saudi mengakui bahwa Khashoggi, yang dikenal kerap mengritik pemerintahan negeri Timur Tengah ini, telah meninggal setelah terlibat dalam baku hantam di konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Kolumnis Washington Post tersebut memasuki bangunan konsulat pada 2 Oktober untuk memroses dokumen untuk pernikahannya dan sejak itu tidak terlihat batang hidungnya.

Sejumlah media dan pejabat Turki mengatakan bahwa Khashoggi tewas dibunuh dan jasadnya dimutilasi oleh sekelompok orang yang terbang dari Arab Saudi pada hari itu.

Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat senior Trump, mengatakan Gedung Putih masih mengumpulkan fakta-fakta tentang pembunuhan Khashoggi dan ingin mempertahankan persekutuan AS dengan Arab Saudi.

“Saya melihat hal-hal yang memperdaya setiap hari,” kata Kushner dalam sebuah acara CNN di New York, ketika dimintakan respons tentang apakah pemerintah Saudi telah bersikap deseptif tentang kematian Khashoggi dalam konsulatnya. “Saya melihatnya di Timur Tengah, saya melihatnya di Washington."

Suami Ivanka Trump ini diketahui telah mengembangkan hubungan baik dengan Pangeran Mohammed, yang oleh beberapa senator dari Partai Republik disebut bertanggung jawab, langsung atau tidak, atas kematian Khashoggi.

Kushner mengatakan telah menyarankan Pangeran Mohammed untuk transparan tentang insiden itu serta menyatakan akan membuat penilaian lebih lanjut setelah mendapatkan semua fakta.

“Saat ini sebagai pemerintah kami lebih dalam fase pencarian fakta dan jelas kami mendapatkan sebanyak mungkin fakta dari berbagai tempat. Kami harus bisa bekerja sama dengan sekutu-sekutu kami, dan Arab Saudi saya pikir telah menjadi sekutu yang sangat kuat,” jawab Kushner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper