Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Ini Tanggapan Ketua DPR

Menanggapi persoalan melemahnya rupiah pada pemerintahan Joko Widodo, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan Pemerintah untuk mengatasi hal tersebut.
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) memberikan keterangan pers terkait rencana Lomba Kritik DPR 2018 bersama pakar komunikasi politik Effendi Gazali, pengamat politik Siti Zuhro dari LIPI (Kiri)  serta budayawan Bambang Wibawarta (kanan)./JIBI-John Andi Oktaveri
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) memberikan keterangan pers terkait rencana Lomba Kritik DPR 2018 bersama pakar komunikasi politik Effendi Gazali, pengamat politik Siti Zuhro dari LIPI (Kiri) serta budayawan Bambang Wibawarta (kanan)./JIBI-John Andi Oktaveri

Bisnis.com, JAKARTA -- Menanggapi persoalan melemahnya rupiah pada pemerintahan Joko Widodo, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan Pemerintah untuk mengatasi hal tersebut.

Politisi Partai Golkar tersebut mengemukakan beberapa hal terkait dengan upaya memperbaiki posisi rupiah yang beberapa hari belakangan mengalami pelemahan.

"Terkait dengan pelemahan rupiah, menurut saya ada beberapa yang bisa dilakukan Pemerintah, antara lain dengan membuka ekspor lebar-lebar, mengurangi aturan-aturan yang menghambat ekspor, kemudian menekan impor dengan berbagai regulasi yang ada, bekerja sama dengan Bank Indonesia sebagai pemegang kebijakan (moneter)," paparnya dalam dalam acara "Evaluasi 3,5 tahun Jokowi-JK: Quo Vadis Nawa Cita?" di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Dia menambahkan dalam situasi ekonomi saat ini harus ada keselarasan kebijakan antara Bank Indonesia (BI) sebagai pemegang kendali kebijakan moneter dan Pemerintah sebagai pengendali kebijakan fiskal.

"Dari sisi inflasi juga demikian, tiga tahun terakhir kita selalu di bawah 4%. Bahkan, pernah mencapai 3,5%. Jika ke depan kita bisa menurunkan jumlah inflasi menjadi 2%, kita sudah bisa mendongakkan dagu kita sejajar dengan negara-negara maju, dan harga bahan pokok tidak mengalami fluktuasi yang tajam," tambahnya.

Adapun, kinerja pemerintahan Joko Widodo di bidang moneter mendapat kritikan dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono yang mengatakan dalam waktu dekat rupiah bisa mencapai angka Rp15 ribu per US dollar.

"Biasanya trigger-nya itu kalau dilihat di kondisi 1998 akan ada krisis moneter," lanjutnya.

Seperti dikutip dari Bisnis.com, pada perdagangan kemarin, Senin (21/5), rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,24% ke level Rp14.190 per dolar AS.

"Ini bukan hanya persoalan partai-partai pendukung Pak Jokowi. Ini masalah kita sebagai anak bangsa menyampaikan yang sebenar-benarnya kepada pemerintah, bahwa harus ada langkah-langkah untuk mengatasi masalah moneter dengan baik," ujar Ferry Juliantono.

Adapun, hari ini, Selasa (25/5/2018) Rupiah ditutup menguat 0,34% atau 48 poin di Rp14.142 per dolar AS, setelah dibuka dengan apresiasi 25 poin atau 0,18% di Rp14.165 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper