Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Papua Nugini menjalin kerja sama ekonomi yang diyakini dapat meingkatkan volume perdagangan kedua negara. Pemerintah Indonesia juga telah memberikan bantuan hibah sebesar 60 juta kina atau sebesar Rp248 miliar.
Menteri Luar Negeri Papua Nugini, Justin Trachenko mengakui dan mendorong dukungan berkelanjutan Indonesia dalam pelaksanaan proyek-proyek hibah yang didanai pemerintah Indonesia. Ia juga menyampaikan penghargaan lebih lanjut dan berterima kasih kepada pemerintah Tanah Air.
“[Pelaksanaan proyek-proyek hibah pemerintah Indonesia di Papua Nugini] yang sangat berkontribusi pada aspirasi pembangunan kami di bidang pendidikan kesehatan dan termasuk pengelolaan limbah dan infrastruktur kebakaran dan keselamatan,” jelasnya dalam konferensi pers yang dihelat secara virtual pada Rabu (8/5/2024).
Trachenko menjelaskan bahwa hibah tersebut untuk pembangunan ruang perawatan intensif (ICU) di Rumah Sakit Umum Port Moresby yang baru dan kamar jenazah yang baru.
Selain itu terdapat proyek pengembangan terpadu West Sepik (West Sepik Integrated Development Project) yang meliputi pembangunan Sekolah Dasar Wutung dan peningkatan stasiun pemadam kebakaran dan sistem pengelolaan limbah di Vanimo juga mendapat perhatian.
“Semua proyek yang sangat penting di Vanimo, provinsi West Sepik, tepat di perbatasan kami,” terangnya.
Baca Juga
Adapun, dalam pidatonya, Trachenko juga menegaskan kembali kolaborasi forum bisnis Papua Nugini-Indonesia, kerjasama pengolahan hilir, gugus tugas bersama Papua Nugini-Indonesia, dan studi kelayakan bersama perjanjian perdagangan preferensial (preferential trade agreement/PTA) kedua negara.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menegaskan pentingnya kerjasama dalam memperkuat keamanan kedua negara di tengah dinamika geopolitik di kawasan. Indonesia dan Papua Nugini juga sepakat mendorong kerja sama lebih lanjut untuk memperkuat konektivitas di wilayah perbatasan.
Kemudian, Retno juga menyambut baik pertumbuhan volume perdagangan antara kedua negara yang mencapai US$247,6 juta atau sekitar Rp3,9 triliun pada tahun lalu.
“Kita sama-sama sepakat jumlah [volume perdagangan] ini bisa terus ditingkatkan mengingat potensi kita yang cepat. Oleh karena itu, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memulai studi kelayakan bersama mengenai perjanjian perdagangan preferensial atau PTA antara kedua negara,” tuturnya yang juga turut hadir dalam konferensi pers tersebut.
Selain itu, Retno menjelaskan bahwa Indonesia dan Papua Nugini juga menyambut baik instalasi awal infrastruktur jaringan listrik PLN di Wutung. Adapun proyek ini juga dikatakan sebagai proyek tahap pertama.
Indonesia juga memiliki komitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara Pasifik termasuk Papua Nugini untuk memperkuat kerjasama pembangunan.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya juga mendiskusikan cara untuk memastikan kerja sama pembangunan dengan Papua Nugini akan disesuaikan dengan kebutuhan negara tersebut.