Kabar24.com, JAKARTA - Korea Utara (Korut) hampir pasti akan memiliki kemampuan untuk menghantam pantai-pantai Inggris dengan rudal balistik antarbenua mereka dalam waktu enam hingga 18 bulan ke depan, menurut sejumlah anggota parlemen Inggris.
Namun, laporan Komite Pertahanan parlemen itu menegaskan bahwa belum ada bukti bahwa Korea Utara dapat mempersenjatai rudal-rudal itu dengan hulu ledak nuklir.
Anggota parlemen yang menyelidiki potensi ancaman Korea Utara itu menambahkan bahwa serangan seperti itu sangat kecil kemungkinannya. Mereka menyebut pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, adalah orang yang "kejam tapi rasional".
“Dia kejam, seperti para diktator Komunis lain sebelum dia, tapi dia rasional dan bisa diyakinkan untuk tidak menggunakan senjata nuklir, dengan kebijakan penangkalan dan penggentaran,” menurut laporan itu.
Korea Utara telah enam kali melakukan uji coba nuklir dan memiliki rudal balistik yang oleh para ahli diyakini dapat mencapai seluruh wilayah AS.
Pyongyang mengaku telah mencapai misinya menjadi sebuah negara nuklir. Namun, pada bulan lalu, setelah berbulan-bulan ketegangan dan saling ancam,
Baca Juga
Kim dilaporkan berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi. Dia dan Presiden AS Donald Trump juga setuju untuk melakukan pembicaraan dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Betapa pun, laporan parlemen Inggris itu mengatakan bahwa Korea Utara kecil kemungkinan menanggalkan program pengembangan persenjataan mereka dan segera bisa mencapai misi mereka untuk menjadi negara nuklir dan menjadi ancaman bagi lawan-lawannya.
Komite itu mengatakan serangan nuklir Korea Utara terhadap Inggris tampak sangat tidak mungkin mengingat fokus mereka terhadap AS.
"Jelaslah bagi Korea Utara bahwa meluncurkan senjata semacam itu akan mengfakibatkan konsekuensi militer yang menghancurkan mereka," tulis laporan itu sebagimana dikutip BBC.com, Kamis (5/4/2018).
Jika terjadi konflik di wilayah tersebut, Inggris tidak mungkin sekadar berdiam diri dan akan membantu AS. Dalam laporan itu para anggota parlemen mengeluarkan peringatan lebih lanjut bahwa Inggris bisa menjadi sasaran serangan siber Korea Utara.
Korea Utara diyakini berada di belakang serangan WannaCry bulan Mei lalu, yang menyasar pada rumah sakit, bisnis, dan bank di seluruh dunia dan menyebabkan kerugian miliaran dolar AS.