Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivitas Gunung Agung Relatif Tinggi

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas Gunung Agung di Bali saat ini relatif tinggi, karena rata-rata jumlah kegempaan vulkanik dan tektonik lokal di atas 600 kali per hari.
Gunung Agung di Karangasem, Bali./Reuters
Gunung Agung di Karangasem, Bali./Reuters

Kabar24.com, KARANGASEM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas Gunung Agung di Bali saat ini relatif tinggi, karena rata-rata jumlah kegempaan vulkanik dan tektonik lokal di atas 600 kali per hari.

"Saat ini tercatat aktivitas kegempaan Gunung Agung dari pukul 00.00 Wita hingga 12.00 Wita tercatat sebanyak 486 kali," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Agung Wilayah Timur PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Devy Kamil, saat ditemui di Pos Pantau Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Provinsi Bali, Rabu (18/10/2017).

Aktivitas magmatik di kawah Gunung Agung masih kuat dan jumlah tremor nonharmonik juga terdeteksi dua kali dengan durasi 88 hingga 140 detik.

Devy menuturkan aktivitas gempa terbanyak sempat terjadi pada Sabtu (14/10) dengan total aktivitas kegempaan (vulkanik dan tektonik) tertinggi 1.136 kali per hari, pada Minggu (15/10) mencapai 787 kali per hari, pada Senin (16/10) mencapai 593 kali per hari, dan pada Selasa (17/10) mencapai 680 kali per hari.

Dijelaskan, aktivitas kegempaan yang terasa hingga ke Desa Tejakula, Buleleng, itu wajar terjadi ketika magma bergerak dalam jumlah yang masif dan zona untuk produksi magma Gunung Agung itu terasa hingga Bali utara akibat fluida magma di dalam perut gunung terus bergerak.

Terkait apakah masih terjadi aktivitas penggembungan (deformasi) perut Gunung Agung, Devy mengungkapkan, cenderung berfluktuasi karena beberapa waktu lalu sempat terjadi inflasi yang cukup kuat dan hal itu akan terus dimonitor.

"Kondisi Gunung Agung saat ini belum stabil. Kalau beberapa waktu lalu terdeteksi terjadi deformasi sekitar 1,5 centimeter dari data yang didapat GPS yang dipasang sekitar gunung ini, dan perubahannya masih sama seperti sebelumnya," katanya.

Untuk intensitas keluarnya asap berbentuk uap air dan gas dari puncak Gunung Agung, diakuinya, relatif intensif rata-rata 300 hingga 500 meter. Namun, pada Sabtu (7/10) memang terjadi kepulan asap Gunung Agung yang mencapai ketinggian 1.500 meter.

"Pelepasan asap dan gas vulkanik ini bisa mengurangi tekanan di dalam perut Gunung Agung. Jadi, manifestasi adanya asap ini sebagai pelepasan energi atau tekanan di dalam tubuh Gunung Agung," demikian Devy Kamil.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper