Kabar24.com, JAKARTA -- Korea Utara (Korut) mengutarakan rencananya meluncurkan serangan rudal ke Guam, wilayah Amerika di Pasifik, beberapa jam Setelah Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa setiap ancaman dari negara Kim Jong-un itu akan bebuah api dan kemarahan darinya.
SIMAK : Trump Siap Lancarkan Serangan Terdahsyat untuk Korea Utara
Sengitnya hubungan antara kedua negara berimbas pada pasar keuangan dan memicu peringatan dari pejabat dan analis Amerika agar Trump tidak terlibat dalam perang retorika dengan pemimpin Korea Utara.
Korea Utara mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan dengan cermat rencana untuk menyerang Guam yang merupakan rumah bagi 163.000 penduduk dan merupakan basis militer Amerika termasuk sebuah skuadron kapal selam, pangkalan udara, dan satuan oenjaga pantai.
Juru bicara tentara Korea Utara dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa rencana tersebut bisa dieksekusi kapan saja jika pemimpin mereka, Kim Jong Un, sudah membuat keputusan.
Menanggapi ancaman tersebut, Gubernur Guam Eddie Calvo mengatakan, bahwa pulau tersebut telah dipersiapkan untuk sedgala kemungkinan dan diperlengkapi dengan perangkat pertahanan strategis. Dia mengklaim telah berdiskusi dengan pihak Gedung Putih dan tidak ada perubahan apapun terkait tingkat ancaman yang diarahkan ke pulau itu.
Baca Juga
"Guam adalah tanah Amerika. Kami bukan sekadar alat pertahanan militer," katanya dalam sebuah video seperti dikutip dari Reuters, Rabu (9/8/2017).
Rancang Perang
Korea Utara juga menuduh Amerika merancang sebuah perang preventif agar pihak Kim Jong-un tidak bisa melakukan penyerangan. Dalam pernyataan lain, pihak Korea Utara mengatakan eksekusi rencana perang preventif oleh Amerika akan berbuah perang habis-habisan yang menyapu semua benteng pihak lawan termasuk wilayah utama Amerika Serikat.
Amerika sendiri mengingatkan bahwa jika memang diperlukan, pihaknya siap untuk mengerahkan kekuatan untuk menghentikan rudal balistik Korea Utara dan program nuklirnya. Namun, Negeri Paman Sam itu mengklaim lebih memilih jalur diplomasi global. Pihak PBB pada Sabtu lalu kembali menjatuhkan sanksi baru bagi Korea Utara.
Trump sendiri pada Selasa (8/8/2017) mengeluarkan peringatan paling keras.
"Korea Utara sebaiknya tidak lagi mengeluarkan ancaman kepada Amerika. Mereka akan dilanda api dan kemarahan yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya," kata Trump.