Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Benarkah Ada Jenderal Polisi Terkait Penyiraman Air Keras ke Wajah Novel Baswedan?

Novel Baswedan, seperti ditulis situs times.com menyebut soal bisikan adanya jenderal polisi yang terkait penyerangan terhadap dirinya. Pernyataan itu tentu saja menimbulkan prasangka, antara ya dan tidak.
Penyidik KPK Novel Baswedan saat menjalani sidang perdana praperadilannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (25/5/2015)./Antara-Hafidz Mubarak A.
Penyidik KPK Novel Baswedan saat menjalani sidang perdana praperadilannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (25/5/2015)./Antara-Hafidz Mubarak A.

Kabar24.com,JAKARTA - Pengungkapan kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan, penyidik senior KPK, masih terus berjalan. Sejauh ini belum ada kemajuan yang bisa diketahui publik. Namun, dari Singapura muncul kabar baru.

Novel Baswedan, seperti ditulis situs times.com menyebut soal bisikan adanya jenderal polisi terkait penyerangan terhadap dirinya.

Pernyataan itu tentu saja menimbulkan prasangka, antara ya dan tidak. 

Mereka yang berpikir konspiratif mungkin akan menyatakan ya, misalnya dengan melihat kenyataan bahwa pengungkapan kasus Novel Baswedan terkesan jalan di tempat.

Benarkah Ada Jenderal Polisi Terkait Penyiraman Air Keras ke Wajah Novel Baswedan?
Novel Baswedan saat akan dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Jakarta, Selasa (11/4/2017)./Antara-Aprillio Akbar

Terlebih, jika menengok ke belakang, hubungan Novel Baswedan dengan Kepolisian tidak bisa dikatakan mesra. Novel pernah menjadi anggota polisi dan bertugas di Bengkulu.

Saat muncul kasus korupsi simulasi uji SIM di Mabes Polri, dan Novel yang sudah berada di KPK menjadi penyidiknya. Bersamaan dengan kasus itu, tiba-tiba muncul kasus lama, yakni penganiayaan pencuri sarang walet yang menempatkan Novel sebagai orang yang diduga bersalah.

SP3 lantas menjadi jalan agar kasus Novel tidak dilanjutkan.

Namun, itu tidak menghapus kenangan publik bahwa hubungan antara Novel dan Kepolisian sebagai institusi awal Novel berkarir sudah terlanjur tidak mesra.

Sebelum itu, memori publik masih bisa diingatkan kembali dengan momen ketika Novel memilih tetap di KPK dan keluar dari Kepolisian saat Mabes Polri menarik sejumlah penyidik yang diperbantukan di KPK.

Sebaliknya, mereka yang tidak berpikir konspiratif, bisa saja tidak setuju dengan bisikan yang disebut Novel Baswedan, atau paling tidak dibutuhkan bukti untuk menguatkan bahwa bisikan soal jenderal polisi yang bermain pada kasus Novel benar adanya.

Benarkah Ada Jenderal Polisi Terkait Penyiraman Air Keras ke Wajah Novel Baswedan?
Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan menjenguk Novel Baswedan di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading Jakarta./Istimewa

Sejauh ini, Polri meminta agar Novel mau menyampaikan informasi-informasi penting yang dia ketahui terkait insiden yang menimpa dirinya. Dengan begitu, pihak kepolisian dapat melakukan proses hukum.

"Gini, kalau keterangannya itu ingin menjadi satu keterangan yang berharga silakan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. Kalau keterangan itu disampaikan kepada media kan tidak bisa dijadikan pro yustisia," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menanggapi komentar Novel yang dimuat di situs Majalah Time, time.com.

Ia menyebutkan polisi sudah meminta keterangan [dari Novel] tapi tidak tuntas. "Nanti mungkin kalau yang bersangkutan bersedia diperiksa mungkin diperiksa di Singapura," lanjut Setyo, Rabu (14/6/2017).

Sementara itu, di laman situs time.com, terdapat sebuah tulisan berjudul: 'I Don't Want to Be Sad': Indonesia's Top Graft Buster Talks to TIME From His Hospital Bed'.

Benarkah Ada Jenderal Polisi Terkait Penyiraman Air Keras ke Wajah Novel Baswedan?

Judul Berita tentang Novel Baswedan di times.com

Diberitakan bahwa Novel merasa heran karena polisi belum juga bisa menangkap pelaku di balik kejadian penyiraman air keras yang menyebabkan kerusakan pada matanya.

Bahkan, dalam tulisan itu disebut bahwa Novel pernah mendapat 'bisikan' terkait kemungkinan keterlibatan seorang petinggi kepolisian yang tidak disebutkan namanya.

"Sebenarnya saya mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi- seorang pejabat tinggi kepolisian- terlibat. Awalnya saya mengatakan bahwa informasi tersebut salah. Namun, sekarang, setelah dua bulan berlalu dan kasus ini belum terselesaikan, saya katakan [pada orang yang menyampaikan dugaan itu] perasaan bahwa informasi tersebut mungkin benar," kata Novel seperti dikutip dari tulisan di time.com yang dipublikasikan pada, Selasa (13/6/2017).

Benarkah Ada Jenderal Polisi Terkait Penyiraman Air Keras ke Wajah Novel Baswedan?

Pernyataan Novel Baswedan di times.com

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan yang ditanyai terkait pernyataan Novel pada tulisan tersebut mengaku belum mengetahui soal ini.

"Saya belum baca [tulisan di time.com]," katanya.

Ketika ditanyakan mengenai apakah polisi sudah mengambil keterangan dari Novel, Kapolda menyebutkan telah bertemu dengan penyidik KPK itu dan telah meminta keterangan darinya.

"Sudah diambil keterangan kok. Saya kan ke sana. Saya dapat foto terakhir dari yang bersangkutan," tambahnya.

Terkait pengungkapan kasus penyiraman terhadap Novel, KPK juga tidak tinggal diam. Pimpinan KPK berencana menemui Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk membahas pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK tersebut.

Benarkah Ada Jenderal Polisi Terkait Penyiraman Air Keras ke Wajah Novel Baswedan?
Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian dan Ketua KPK Agus Rahardjo (kiri) hadir dalam Buka Puasa Bersama Komisi III DPR, di Masjid Baitulrahman, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (14/6/2017)./Antara-Reno Esnir.jpg

"Sepertinya Senin atau Selasa (pekan depan), itu yang dibicarakan. Pak Kapolri sudah bertemu Pak Agus saat buka bersama di DPR, pertemuannya nanti dengan Kapolri ya kalau tidak di Mabes Polri atau KPK," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Hari Kamis (15/6) adalah hari ke-65 pasca penyiraman air keras terhadap Novel Basedan pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya hingga mengenai matanya sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.

Memasuki hari ke-64 perawatan di SNEC, dokter melepas membran plasenta yang sebelumnya ditempel melalui tindakan operasi di mata kanan Novel, softlens juga kembali dipasang di mata kanan tersebut.

"Selama sekitar seminggu ke depan bagian mata kanan akan diobeservasi untuk melihat pertumbuhan selaput mata, jika tumbuh normal atau sesuai dengan yang diharapkan maka pengobatan seperti biasa akan dilanjutkan kembali," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah.

Namun jika pertumbuhannya kurang baik, maka dokter akan mengambil tindakan menjahit kelopak mata kanan dalam jangka waktu satu-tiga minggu untuk membuat kelopak mata lebih sipit. Langkah ini dilakukan agar pertumbuhan selaput mata lebih optimal.

"Sedangkan mata bagian kiri masih dibiarkan terlebih dahulu sementara waktu, dan meneruskan pengobatan yang telah dilakukan," tambah Febri.

Tekanan mata kanan Novel adalah 15 sedangkan mata kiri 17 sehingga keduanya dikategorikan normal. Dari tes melihat huruf dan angka, mata kanan telah dapat melihat huruf E besar dan huruf W dengan jelas.

Novel juga sudah bisa melihat dua baris angka tanpa alat bantu sedangkan mata kiri, penglihatan masih sangat terbatas dan buram.

Pada 10 Mei 2017 lalu, Polda Metro Jaya mengamankan seorang pria berinisial AL yang sempat dicurigai sebagai pelaku penyiraman air keras terhadap Novel. Tapi, pada keesokan harinya, pria itu dibebaskan karena polisi mengedepankan asas praduga tidak bersalah. AL adalah petugas keamanan salah satu spa di wilayah Jakarta.

Selanjutnya pada 18 Mei 2017 lalu, Polda Metro Jaya juga mengamankan seorang pria bernama Miko yang diduga terlibat penyerangan Novel. Miko pernah membuat video di "youtube" yang menyampaikan bahwa ia merasa ditekan Novel Baswedan saat menjalani pemeriksaan kasus suap kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

Namun pada 19 Mei 2017, Miko dibebaskan karena penyidik memastikan Miko berada di luar Jakarta saat penyerangan terhadap Novel.

Selebihnya, hingga kini belum ada perkembangan informasi berarti terkait pengusutan perkara ini.

Lantas, benarkah ada keterlibatan seorang petinggi seperti keterangan yang ditulis oleh time.com? Bisakah polisi mengungkap kasus ini secepatnya? Mana yang lebih cepat, mata Novel Baswedan pulih kembali atau Polisi berhasil mengungkap perkara kekerasan ini?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno, Juli Etha
Editor : Saeno
Sumber : bisnis.com/Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper