Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satu dari Lima Sampel Susu Komersial di AS Mengandung Partikel Flu Burung

Satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1 alias flu burung.
Satu dari Lima Sampel Susu Komersial di AS Mengandung Partikel Flu Burung. Seseorang memegang tabung reaksi berlabel Flu Burung dalam ilustrasi gambar pada 14 Januari 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Satu dari Lima Sampel Susu Komersial di AS Mengandung Partikel Flu Burung. Seseorang memegang tabung reaksi berlabel Flu Burung dalam ilustrasi gambar pada 14 Januari 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Bisnis.com, JAKARTA - Satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1 alias flu burung.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan bahwa hal itu menunjukkan wabah flu burung menyebar lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Hal ini menunjukkan bahwa virus ini telah menginfeksi sebagian besar sapi perah di seluruh negeri,” kata Dr. Michael Osterholm, pakar penyakit menular di Universitas Minnesota, dilansir dari Reuters, Jumat (26/4/2024).

Namun, FDA mengklaim virus flu burung yang ditemukan dalam susu retail tidak berisiko buruk bagi kesehatan manusia. Sejumlah pakar penyakit menular dan pejabat pemerintah yakin proses pasteurisasi akan menonaktifkan virus, yang juga dikenal sebagai flu burung.

Namun, pengujian tambahan diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada virus menular di dalam susu tersebut, kata badan tersebut.

"Saya tidak khawatir mengenai susu itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa virus ini lebih tersebar luas di kalangan perusahaan susu daripada yang kita duga sebelumnya," kata Samuel Alcaine, profesor ilmu pangan di Cornell University. 

Sementara itu, menurut data Departemen Pertanian AS, delapan negara bagian AS telah mengkonfirmasi adanya kasus flu burung di 33 peternakan sapi perah.

Kemudian, hanya satu orang yang dipastikan mengidap flu burung dalam wabah saat ini. Pasien itu menderita konjungtivitis, iritasi mata yang dapat menyebabkan kemerahan dan rasa tidak nyaman.

FDA mengatakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS belum mencatat tambahan kasus pada manusia selain kasus pertama yang dikonfirmasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper