Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan seorang wanita China yang meninggal dunia akibat terinfeksi flu burung H3N8 memiliki beberapa kondisi yang mendasar, dan riwayat paparan unggas hidup.
Infeksi sporadis pada penderita flu burung sangat umum terjadi di China. Virus flu burung terus-menerus beredar di populasi unggas dan burung liar seperti dilansir dari Reuters, pada Kamis (13/4/2023).
WHO menyampaikan bahwa sampel yang dikumpulkan dari pasar basah yang dikunjungi oleh wanita tersebut sebelum dia jatuh sakit ternyata positif influenza A (H3), yang menunjukkan bahwa ini mungkin menjadi sumber infeksi.
Lembaga kesehatan itu menyampaikan bahwa gejala yang muncul pada penderita yang terinfeksi virus flu burung H3N8 tergantung pada faktor-faktor tertentu dan inang yang terinfeksi.
National Health Service (NHS) menyampaikan gejala utama flu burung dapat muncul dengan sangat cepat, seperti suhu yang sangat tinggi atau terasa panas atau menggigil, otot sakit, sakit kepala, batuk atau sesak napas
Selain itu, ada gejala awal lain seperti diare, sakit perut, nyeri dada, pendarahan dari hidung dan gusi dan konjungtivitis.
Baca Juga
WHO juga menekankan bahwa biasanya diperlukan waktu 3 hingga 5 hari untuk gejala pertama muncul setelah terinfeksi.
Adapun, cara pencegahan agar tidak terinfeksi flu burung yaitu: sering mencuci tangan dengan air hangat dan sabun, terutama sebelum dan sesudah menangani makanan, khususnya unggas mentah.
Selain itu, gunakan peralatan yang berbeda untuk daging matang dan mentah, pastikan daging dimasak sampai mengepul panas, serta hindari kontak dengan unggas hidup.
NHS melaporkan hal yang tidak boleh dilakukan agar mencegah terinfeksi virus flu burung, yaitu tidak mendekati atau menyentuh kotoran burung atau burung yang sakit atau mati.
Selain itu, jangan pergi ke pasar hewan hidup atau peternakan unggas, jangan membawa burung atau unggas hidup kembali ke Inggris, termasuk jangan makan unggas atau bebek yang kurang matang atau mentah, serta jangan makan telur mentah.
WHO juga menjelaskan bahwa wanita berusia 56 tahun dari Provinsi selatan Guangdong adalah orang ketiga yang diketahui telah terinfeksi subtipe flu burung H3N8, pada Selasa (11/4/2023) malam.
“Berdasarkan informasi yang ada, tampaknya virus ini tidak memiliki kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang, sehingga risiko penyebarannya antarmanusia di tingkat nasional, regional, dan internasional dinilai rendah,” ujarnya.
WHO menekankan bahwa tidak ada kasus lain yang ditemukan di antara kontak dekat dari wanita yang terinfeksi tersebut.