Kabar24.com, KUPANG - Guru Besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Profesor Dr Felysianus Sanga MPd sedang meneliti makna 22 ciuman warga Sabu Raijua di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Itu merupakan budaya masyarakat Sabu Raijua, namun masing-masing ciuman memiliki makna sendiri-sendiri," katanya di Kupang, Kamis (27/4/2017), saat menyampaikan materi mengenai makna budaya adat pada Hari Bakti Pemasyarakatan ke-53 di Lapas Penfui Kupang.
Dia mencontohkan, bahwa warga Sabu Raijua punya tradisi Henge'do, mencium hidung saat menyambut atau bertemu seseorang.
Baca Juga
"Mencium hidung sama dengan menyapa orang lain," katanya.
Henge'do dilakukan tanpa memandang jenis kelamin, status, strata sosial, serta usia dan merupakan tanda persaudaraan bagi sesama, dan tanda penghormatan kepada yang lebih tua.
Dijelaskan, bahwa hidung adalah alat pernapasan yang bermakna kehidupan. Masyarakat Sabu Raijua memaknai tradisi mencium hidung sebagai upaya menghidupkan rasa kekeluargaan antara satu dengan yang lainnya, sekali pun baru pertama kali bertemu.