Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agro Techno Park, Sumsel Butuh Perhatian Serius

Indonesia memiliki Agro Techno Park (ATP) di Sumatera Selatan, dengan luas mencapai 100 hektare. Tapi sayang, lahan yang besar tersebut belum dikelola secara maksimal, dan masih terlihat gersang.
 Seorang petugas tengah memberi pakan kepada sapi yang terdapat di Agro Techno Park Palembang. (Rahmayulis Saleh)
Seorang petugas tengah memberi pakan kepada sapi yang terdapat di Agro Techno Park Palembang. (Rahmayulis Saleh)

Bisnis.com, PALEMBANG - Indonesia memiliki Agro Techno Park (ATP) di Sumatera Selatan, dengan luas mencapai 100 hektare. Tapi sayang, lahan yang besar tersebut belum dikelola secara maksimal, dan masih terlihat gersang.

Sebenarnya kalau dikelola dengan baik, dan diberi pendanaan yang cukup untuk membiayai operasionalnya, ATP ini bisa menjadi suatu wahana yang bagus bagi perkembangan iptek, dan pelatihan bagi masyarakat di negeri ini," kata Erizal Sodikin, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, di Palembang, Selasa (16/9/2014).

Menurut dia, ATP milik Kementerian Riset dan Teknologi di Sumatera Selatan ini, harus dikelola dengan konsisten dan berkelanjutan, agar hasilnya bisa maksimal.

"Jangan dianggap ATP ini sebagai cost center, atau kawasan untuk buang-buang uang," ujar Erizal, yang ditemui saat kunjungan wartawan nasional ke ATP yang berlokasi di Indralaya, Ogan Ilir, Sumsel.

Salah seorang yang ikut mendirikan ATP pada 2002 ini, menuturkan seharunya ada dana yang cukup untuk menjalankan kegiatan ATP ini.

Selain itu diberikan keleluasaan untuk mengelola unit bisnis, semacam konsesi untuk usaha pertanian atau perkebunan komersial, sehingga operasionalnya bisa ditutup oleh kegiatan usaha tersebut.

"Jika dihitung kegiatan bisnisnya selalu rugi. Pendapatan dari usaha pertanian, peternakan, dan perikanannya hanya bisa menutupi 30-50% biaya operasionalnya," ujarnya.

Erizal juga mengatakan diperlukan konsistensi kebijakan, program, dan pendanaan dari pemerintah, agar ATP bisa berjalan dengan baik. Apalagi manfaatnya cukup besar bagi para petani, mahasiswa, siswa yang akan praktik lapangan, dan masyarakat luas.

ATP adalah kawasan Iptek yang dibangun untuk memfasilitasi percepatan alih teknologi, yang dihasilkan oleh lembaga litbang pemerintah, perguruan tinggi, dan swasta. Sekaligus sebahai percontohan pertanian terpadu bersiklus biologi (bio-cyclo farming).

ATP ini digagas oleh Kementerian Riset dan Teknologi bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Universitas Sriwijaya.

Pengembangan ATP mencakup tiga kegiatan utama, yaitu pertanian terpadu, alih teknologi hasil litbang LPDN Ristek, dan agro techno edutourism.

Firdaus Sulaeman, Koordinator Kerja Sama dan Transfer Teknologi ATP Kemenristek, menambahkan bahwa biaya operasional ATP lebih besar daripada pendapatannya.

"Anggaran untuk ATP Sumsel pada tahun ini hanya Rp1,2 miliar. Dana tersebut dipakai untuk membayar gaji pegawai sebesar Rp800 juta. Anggaran ATP 2014 juga terkena pemotongan sekitar 50%.

"Anggaran pada 2007-2008 cukup lumayan besar mencapai Rp7 miliar. Dari dana tersebut kami bisa membangun beberapa bangunan, seperti gedung pertemuan tempat pelatihan," ujar Firdaus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper