Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Ragukan Komitmen Gencatan Senjata Kamboja: Serangan Masih Berlanjut

Thailand meragukan komitmen gencatan senjata Kamboja, karena serangan artileri ke wilayah sipil Thailand masih berlanjut, meski ada seruan damai.
Barisan militer Thailand/Istimewa
Barisan militer Thailand/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Thailand menyatakan keraguan terhadap komitmen Perdana Menteri Kamboja Hun Manet terkait seruan gencatan senjata tanpa syarat, setelah serangan artileri dari militer Kamboja ke wilayah sipil Thailand masih terus terjadi hingga pagi ini.

Juru Bicara Pemerintah Thailand Jirayu Houngsub, yang juga merupakan anggota Ad Hoc Center for Thailand-Cambodia Border Situation, pada pukul 10.45 waktu setempat menyatakan bahwa unggahan terbaru PM Hun Manet di media sosial—yang menyatakan dukungan penuh terhadap gencatan senjata dan harapan bahwa Thailand tidak akan mundur dari kesepakatan—tidak menunjukkan ketulusan.

“Jika dibaca dengan cermat, pernyataan tersebut justru bernada merendahkan Thailand dan mengandung motif tersembunyi untuk mendiskreditkan negara kami,” ujar Jirayu dikutip melalui thaigov, Senin (28/7/2025).

Dia menambahkan bahwa pemerintah Thailand telah menegaskan bahwa pembicaraan gencatan senjata hanya dapat dilakukan apabila Kamboja menghentikan serangan terhadap warga sipil dan permukiman Thailand secara langsung dan segera.

Namun, faktanya, kata dia, serangan masih terus dilakukan. Pada pukul 06.01 pagi ini, militer Kamboja kembali menembakkan artileri ke wilayah sipil Thailand di Distrik Prasat, Provinsi Surin—khususnya ke desa Ban Ta So Nueng, Subdistrik Ban Pluang. Serangan ini telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut dan menyebabkan beberapa warga terluka serta membakar sejumlah rumah.

“Situasi ini membuktikan bahwa Pemerintah Kamboja hanya sedang membeli waktu dan mencari simpati komunitas internasional, tanpa benar-benar berniat menghentikan agresi militer mereka,” tegas Jirayu.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Thailand tetap berkomitmen pada upaya damai dan terbuka terhadap pembicaraan gencatan senjata. Namun, ia menyebut bahwa sikap hipokrit Kamboja dan tindakan brutal terhadap warga sipil merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional dan dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang.

“Pemerintah Thailand kembali menegaskan bahwa serangan ini dimulai oleh pihak Kamboja, dan sampai saat ini mereka terus melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan,” katanya.

Ketegangan antara kedua negara terus meningkat dalam beberapa hari terakhir, menyusul sengketa perbatasan yang belum terselesaikan, terutama di sekitar kawasan Candi Preah Vihear. 

Upaya Asean dan komunitas internasional untuk menengahi konflik ini terus didorong, namun belum menghasilkan gencatan senjata yang efektif di lapangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Muhammad Ridwan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro