Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Depan Prabowo, Presiden Lula Sebut Konferensi Bandung Jadi Pematik Hadirnya BRICS

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menegaskan bahwa BRICS adalah kelanjutan semangat Konferensi Asia-Afrika atau Konferensi Bandung.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, PM China Li Qiang, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi berpose untuk foto selama KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, 6 Juli 2025./Reuters
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, PM China Li Qiang, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi berpose untuk foto selama KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, 6 Juli 2025./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa BRICS adalah kelanjutan semangat Konferensi Asia-Afrika atau Konferensi Bandung yang dahulu menolak dominasi kekuatan besar dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan Lula saat membuka sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 yang berlangsung di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Senin (7/7/2025).

Menurutnya, KTT ini menjadi momen bersejarah bagi Indonesia, karena untuk pertama kalinya hadir sebagai anggota penuh setelah resmi bergabung dengan BRICS pada 1 Januari 2025. Presiden RI Prabowo Subianto turut hadir dalam pertemuan tersebut.

“BRICS adalah manifestasi gerakan non-blok Bandung. BRICS menghidupi semangat Bandung,” ujar Lula di hadapan para pemimpin negara anggota.

Dalam pidatonya, Lula juga menyinggung kondisi global yang menurutnya tengah mengalami kemunduran multilateralisme.

“Pada 26 Juni lalu, PBB berusia 80 tahun, tetapi kita justru menyaksikan keruntuhan multilateralisme yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

Tak hanya itu, dia menambahkan, berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi simbol harapan dunia usai kekalahan fasisme, dan sebagian besar anggota BRICS kini merupakan negara pendiri PBB.

“Sepuluh tahun setelah PBB berdiri, Konferensi Bandung menolak pembagian dunia dalam zona pengaruh dan memperjuangkan tatanan internasional multipolar,” jelas Lula.

Menutup sambutannya, Lula menegaskan kembali posisi BRICS sebagai penerus nilai-nilai gerakan non-blok.

“BRICS adalah pewaris gerakan non-blok,” tegasnya.

KTT BRICS kali ini juga membahas sejumlah isu penting, mulai dari konflik berkepanjangan di berbagai kawasan, reformasi tata kelola global, hingga penguatan multilateralisme.

Selain itu, turut diangkat topik kerja sama ekonomi dan keuangan, tata kelola kecerdasan buatan, lingkungan dan perubahan iklim, serta kesehatan global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper