Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan prihatin atas kecelakaan yang menimpa pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Kementerian lantas memerintahkan seluruh instansi untuk memperkuat pengawasan di destinasi ekstrem.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan, seluruh instansi harus memperkuat Standar Operasional Prosedur (SOP) dan pengawasan pemanduan di destinasi ekstrem.
“Kami menegaskan bahwa keselamatan wisatawan adalah prioritas utama,” tegas Widi dalam keterangannya, Selasa (24/6/2025).
Pada Sabtu (21/6/2025) puku 06.30 WITA, Juliana Marins, turis asal Brasil, dilaporkan jatuh ke jurang di area dekat danau kawah Gunung Rinjani ketika mendaki bersama satu pemandu dan lima peserta lainnya.
Tim SAR gabungan menemukan posisi korban berada di kedalaman kurang lebih 400 meter. Kendati begitu, evakuasi sulit dilakukan lantaran medan ekstrem dan cuaca buruk.
Widi menuturkan, operasi search and rescue (SAR) terus dilanjutkan menggunakan helikopter, drone thermal, serta dua pendaki profesional berpengalaman, berkoordinasi intens bersama Basarnas, TNI, Polri, Pemerintah Provinsi NTB, dan Kedutaan Brasil.
Baca Juga
“Kami akan terus melakukan komunikasi harian dengan keluarga korban dan Kedutaan Brasil agar informasi akurat dan transparan,” ujarnya.
Menurut laporan terakhir yang diterima Kemenpar, tim berhasil menemukan korban dengan visualisasi drone thermal milik Kansar Mataram pada kedalaman kurang lebih 400 meter dari titik awal jatuhnya korban. Korban diperkirakan dalam kondisi meninggal dunia.
Dalam catatan Bisnis, tim SAR gabungan masih berupaya keras melakukan evakuasi terhadap korban yang jatuh ke kedalaman ratusan meter tersebut. Operasi SAR melibatkan berbagai unsur, antara lain Kantor SAR Mataram, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD Lombok Timur, Unit SAR Lombok Timur, EMHC, Damkar, Relawan Rinjani, porter, dan unsur terkait.
Selama operasi pencarian, Tim SAR terkendala cuaca ekstrem di Gunung Rinjani, terutama kabut yang menghalangi pandangan petugas.
“Kami terkendala medan yang ekstrim dan berkabut di sekitar lokasi kejadian,” kata Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi, Selasa (24/6/2025).