Bisnis.com, JAKARTA — Setidaknya 59 warga Palestina tewas dan lebih dari 200 lainnya luka-luka ketika tank-tank Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang sedang mengantre bantuan pangan di Jalur Gaza, Selasa (17/6/2025), menurut keterangan para medis.
Melansir Reuters, Rabu (18/6/2025), peristiwa berdarah ini terjadi di Khan Younis, wilayah selatan Gaza, dan disebut sebagai salah satu insiden paling mematikan sejak dimulainya kembali distribusi bantuan pada Mei lalu.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan belasan jasad tergeletak di jalan, sementara korban luka memenuhi rumah sakit hingga ke lorong-lorong karena keterbatasan ruang dan fasilitas.
Saksi mata mengatakan ribuan warga berkumpul di jalan utama bagian timur Khan Younis untuk mengakses bantuan makanan dari truk bantuan yang melintasi wilayah tersebut.
Seorang saksi bernama Alaa di Rumah Sakit Nasser mengatakan pasukan Israel iba-tiba membiarkan warga maju dan berkumpul. Namun, pasukan justru menembaki dengan peluru tank.
“Orang-orang ini bukan pejuang. Mereka hanya ingin tepung untuk memberi makan anak-anak mereka,” ungkapnya.
Baca Juga
Menurut laporan para tenaga medis, total 59 orang tewas dan 221 lainnya terluka dalam insiden tersebut, termasuk 20 orang dalam kondisi kritis. Para korban dilarikan ke rumah sakit dengan kendaraan seadanya—mulai dari mobil pribadi, becak, hingga gerobak keledai.
Respons Militer Israel
Militer Israel (IDF) mengonfirmasi adanya aktivitas militer di area tersebut dan menyatakan sedang menyelidiki insiden tersebut. Merekan mengatakan telah mendeteksi adanya kerumunan di sekitar truk bantuan yang mogok di Khan Younis, dekat lokasi operasi pasukan IDF.
“IDF menyadari adanya laporan korban akibat tembakan IDF setelah kerumunan mendekat. Kami menyesali setiap korban sipil dan berupaya meminimalkan risiko terhadap warga tak terlibat, sembari menjaga keselamatan pasukan kami,” demikian menurut pernyataan resmi IDF.
Selain peristiwa di Khan Younis, sedikitnya 14 orang lainnya tewas akibat serangan udara dan tembakan di wilayah Gaza lainnya pada hari yang sama, menjadikan total korban jiwa Selasa kemarin mencapai sedikitnya 73 orang.
Sejak Israel mulai membuka kembali sebagian akses bantuan pada akhir Mei, tercatat sebanyak 397 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 3.000 terluka saat mencoba mengakses bantuan pangan, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Kontroversi Sistem Distribusi Bantuan
Bantuan kini sebagian besar disalurkan melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah lembaga baru yang didukung Israel dan Amerika Serikat.
Organisasi ini mengoperasikan sejumlah titik distribusi yang dijaga ketat oleh militer Israel. Namun, insiden pada Selasa disebut terjadi di dekat lokasi distribusi milik World Food Programme (WFP), bukan GHF.
GHF mengklaim telah menyalurkan lebih dari tiga juta porsi makanan di empat lokasi distribusinya tanpa insiden. Namun, PBB menolak sistem distribusi GHF karena dinilai tidak memadai, membahayakan warga sipil, dan melanggar prinsip netralitas kemanusiaan. Otoritas Gaza menyebut ratusan warga telah terbunuh saat mencoba mendekati lokasi distribusi GHF.