Bisnis.com,JAKARTA — Perang antara Israel dan Iran sudah memasuki hari ke-4. Serangan terakhir menyebabkan 5 orang meninggal, sehingga jumlah korban tewas di Israel menjadi 17 orang sejak permusuhan dimulai.
CNN melaporkan di Jerusalem bahwa masyarakat mulai terlihat panik dan mengatakan menjadi korban terdampak perang.
Jalan-jalan di Tel Aviv dipenuhi puing-puing saat personel penyelamat dan militer mencari di antara puing-puing di lokasi kejadian yang tampaknya telah dihantam oleh empat rudal balistik.
"Kami keluar dengan sangat lambat karena kami takut," katanya kepada Diamond, seraya menambahkan bahwa "gedung-gedung runtuh saat kami berjalan."
Adapun serangan terakhir dari Iran diarahkan ke Tel Aviv dan kota Pelabuhan Haifa pada Senin (16/6). Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perang akan semakin meluas.
Layanan darurat nasional Israel mengatakan tiga orang tewas di pusat negara itu, sementara puluhan lainnya terluka dalam serangan semalam, bagian dari gelombang serangan oleh Teheran sebagai balasan atas serangan pendahuluan Israel yang menargetkan program rudal nuklir dan balistik Iran yang dimulai pada Jumat lalu.
Baca Juga
Operasi pencarian dan lokasi sedang berlangsung di Haifa, di mana sekitar 30 orang terluka, kata otoritas darurat.
Mata-mata Israel Dibunuh Iran
Melansir Guardian, disebutkan bahwa ada laporan mengenai Iran yang telah mengeksekusi seorang pria yang terbukti bersalah karena menjadi mata-mata untuk badan intelijen Israel, Mossad, kantor berita semi-resmi Fars melaporkan pada Senin, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Eksekusi tersebut adalah yang ketiga kalinya dalam beberapa minggu terakhir terkait dengan pelaksanaan spionase atas nama Israel.
Irak Ancam AS
Kelompok militan Syiah yang bermarkas di Irak, Kataib Hezbollah, mengancam akan menyerang pangkalan-pangkalan AS di wilayah tersebut jika negara adidaya tersebut memutuskan untuk campur tangan dalam konflik antara Iran dan Israel.
"Sementara Iran dengan berani dan teguh menentang agresi Zionis, kami memantau dengan saksama pergerakan tentara musuh AS di wilayah tersebut," demikian menurut pernyataan dari pemimpin kelompok tersebut, Abu Hussein al-Hamidawi yang diperoleh kantor berita RIA Novosti.
"Jika AS campur tangan dalam perang, kami tidak akan ragu untuk bertindak langsung terhadap kepentingan dan pangkalan-pangkalannya yang tersebar di seluruh wilayah," lanjutnya.
Ia juga meminta pemerintah Irak untuk mencegah eskalasi aksi militer, menutup Kedutaan Besar AS di Baghdad, dan mengusir pasukan pendudukan AS dari negara itu.
Disebutkan bahwa pasukan AS merupakan ancaman nyata bagi keamanan Irak dan stabilitas regional.
Eskalasi antara Iran dan Israel dimulai pada Jumat (13/6), ketika angkatan bersenjata Israel meluncurkan Operasi Rising Lion berskala besar, yang menyerang target-target militer Iran dan lokasi-lokasi program nuklir.
Angkatan udara Israel melancarkan beberapa gelombang serangan di berbagai wilayah Iran, termasuk Teheran, tempat sejumlah pejabat tinggi militer Iran tewas, termasuk Kepala Staf Umum Iran Mayjen Mohammad Bagheri dan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), serta beberapa ilmuwan nuklir.
Sebagai tanggapan, Iran melancarkan Operasi True Promise 3 terhadap fasilitas militer Israel.