Bisnis.com, JAKARTA - Israel dan Iran saling meluncurkan serangan baru semalam, memicu ketakutan akan konflik yang lebih luas usai serangan terhadap negara dengan ladang gas terbesar di dunia itu.
Dilansir Reuters, Minggu (15/6/2025), Pemerintah Iran membatalkan perundingan nuklir, yang disebut AS sebagai satu-satunya cara menghentikan serangan Israel. Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Pihak militer Israel menyebut rudal yang diluncurkan ke Iran semalam jumlahnya lebih banyak dengan target militer di Teheran. Pada Minggu pagi, sirene serangan udara berbunyi di Yerusalem dan Tel Aviv.
Beberapa rudal terlihat melesat di langit di atas Tel Aviv, sementara roket diluncurkan dari darat. Ledakan bergema di kedua kota.
Layanan ambulans Israel mengatakan tiga wanita tewas dan 10 orang lainnya terluka dalam serangan rudal sebelumnya di dekat sebuah rumah di Israel utara.
Petugas tanggap darurat dengan senter terlihat mencari puing-puing rumah yang sebagian runtuh di Tamra, kota yang sebagian besar penduduknya adalah warga Palestina.
Baca Juga
Sekitar pukul 02.30 waktu setempat, militer Israel memperingatkan tentang serangan lain yang diluncurkan dari Iran dan mendesak warga untuk mencari perlindungan. Hingga pukul 03.30, sedikitnya empat orang tewas dan 36 orang dilaporkan terluka dalam beberapa serangan rudal semalam.
Iran mengatakan depot minyak Shahran di Teheran menjadi sasaran serangan Israel tetapi situasinya terkendali, dan kebakaran telah terjadi setelah serangan Israel terhadap kilang minyak di dekat ibu kota.
Serangan Israel juga menargetkan gedung kementerian pertahanan Iran di Teheran, yang menyebabkan kerusakan kecil, demikian inforasi dari kantor berita Iran Tasnim.
Garda Revolusi Iran mengatakan rudal dan pesawat nirawak Iran menargetkan infrastruktur energi dan fasilitas Israel untuk produksi bahan bakar jet tempur. Pasukan elit itu memperingatkan serangan Teheran akan lebih berat dan lebih luas jika Israel melanjutkan serangannya.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan Iran tentang hal yang lebih buruk yang akan terjadi, tetapi mengatakan belum terlambat untuk menghentikan kampanye Israel jika Teheran melakukan penurunan tajam program nuklirnya.