Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur Melambat, Pekerja Informal Meningkat, Badai PHK di Depan Mata?

Ekonomi Indonesia dihadapkan kepada sejumlah tantangan mulai dari pelambatan manufaktur hingga badai pemutusan hubungan kerja alias PHK.
Akbar Evandio, Ni Luh Anggela
Akbar Evandio & Ni Luh Anggela - Bisnis.com
Selasa, 13 Mei 2025 | 07:30
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu penumpang di dekat Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (5/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu penumpang di dekat Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (5/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Tantangan Besar bagi Prabowo 

Sementara itu, ekonom menilai janji Presiden Prabowo Subianto untuk membuka 8 juta lapangan kerja akan sulit tercapai dalam waktu dekat, sejalan dengan data ekspektasi lapangan kerja April 2025 mencapai level terendah sejak pandemi Covid-19.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkapkan saat ini janji tersebut sedikit banyak terganggu oleh kondisi global yang membuat investor menahan aliran dananya dan menahan pembukaan lapangan kerja.

“Ekspektasi yang diharapkan lapangan kerja sebesar-besarnya mungkin tidak bisa diwujudkan dalam waktu cepat karena ada beberapa kondisi,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (11/5/2025).

Dari sisi global, Tauhid menekankan bahwa saat ini kondisi penuh ketidakpastian. Baik terkait kondisi pergerakan barang dan jasa, ekspor impor, aliran uang, kebijakan moneter global, termasuk soal suku bunga.

Ketidakpastian tersebut amat mempengaruhi para pelaku pasar, terutama investor yang bergerak di sektor foreign direct investment (FDI).

Alhasil, para investor memilih wait and see sampai ada kesepakatan global yang membuat mereka yakin bahwa pasar mereka tidak terganggu.

“Jadi menurut saya kondisi itu wait and see membuat investasi pengasuh kita relatif mungkin tidak banyak atau tidak besar. Dan ini lapangan pekerjaannya akhirnya kan tidak akan besar,” ujarnya.

Kondisi lainnya dari sisi domestik disebabkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang melambat, sehingga membuat beberapa sektor usaha tidak mampu tumbuh dengan semestinya.

Misalnya, lanjut Tauhid, dari sektor industri pada kuartal I/2025 tidak mampu tumbuh dengan normal dan menyebabkan penyerapan tenaga kerja tidak sebanyak yang diharapkan.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper