Tantangan Besar bagi Prabowo
Sementara itu, ekonom menilai janji Presiden Prabowo Subianto untuk membuka 8 juta lapangan kerja akan sulit tercapai dalam waktu dekat, sejalan dengan data ekspektasi lapangan kerja April 2025 mencapai level terendah sejak pandemi Covid-19.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkapkan saat ini janji tersebut sedikit banyak terganggu oleh kondisi global yang membuat investor menahan aliran dananya dan menahan pembukaan lapangan kerja.
“Ekspektasi yang diharapkan lapangan kerja sebesar-besarnya mungkin tidak bisa diwujudkan dalam waktu cepat karena ada beberapa kondisi,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (11/5/2025).
Dari sisi global, Tauhid menekankan bahwa saat ini kondisi penuh ketidakpastian. Baik terkait kondisi pergerakan barang dan jasa, ekspor impor, aliran uang, kebijakan moneter global, termasuk soal suku bunga.
Ketidakpastian tersebut amat mempengaruhi para pelaku pasar, terutama investor yang bergerak di sektor foreign direct investment (FDI).
Alhasil, para investor memilih wait and see sampai ada kesepakatan global yang membuat mereka yakin bahwa pasar mereka tidak terganggu.
Baca Juga
“Jadi menurut saya kondisi itu wait and see membuat investasi pengasuh kita relatif mungkin tidak banyak atau tidak besar. Dan ini lapangan pekerjaannya akhirnya kan tidak akan besar,” ujarnya.
Kondisi lainnya dari sisi domestik disebabkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang melambat, sehingga membuat beberapa sektor usaha tidak mampu tumbuh dengan semestinya.
Misalnya, lanjut Tauhid, dari sektor industri pada kuartal I/2025 tidak mampu tumbuh dengan normal dan menyebabkan penyerapan tenaga kerja tidak sebanyak yang diharapkan.