Bisnis.com, JAKARTA — Mantan bankir bank sentral, Mark Carney, resmi dilantik sebagai Perdana Menteri Kanada pada Jumat (14/3/2025) waktu setempat.
Carney menggantikan Justin Trudeau yang memiliki hubungan agresif dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Carney menyatakan akan mengambil pendekatan yang berbeda untuk menghadapi Trump.
"Kami menghormati Presiden Trump - Presiden Trump telah menempatkan beberapa isu yang sangat penting di bagian atas agendanya. Kami memahami agendanya," katanya kepada wartawan setelah dilantik dilansir dari Reuters, Sabtu (15/3/2025).
Dalam catatan Bisnis, Carney akan mengambil alih kepemimpinan di saat Kanada sedang mengalami gejolak di tengah-tengah perang dagang dengan sekutu lamanya, Amerika Serikat, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, dan harus segera mengadakan pemilihan umum.
Carney, 59 tahun, meraih 86% suara untuk mengalahkan mantan Menteri Keuangan Chrystia Freeland dalam pemilihan yang diikuti oleh kurang dari 152.000 anggota partai.
Sebelum terpilih sebagai pemimpin Partai Liberal, Carney pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Kanada pada 2008—2013 lalu. Carney juga sempat memegang posisi yang sama di bank sentral Inggris, Bank of England (BOE) pada 2013—2020.
Baca Juga
“Ada seseorang yang mencoba melemahkan ekonomi kita. Dia menyerang para pekerja, keluarga, dan bisnis Kanada. Kita tidak bisa membiarkannya berhasil," kata Carney tentang Trump, yang memicu cemoohan keras pada pertemuan partai.
“Ini tidak akan menjadi bisnis seperti biasa,” kata Carney. “Kita harus melakukan hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, dengan kecepatan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.”
Carney, seorang pemula dalam politik, berpendapat bahwa dia adalah orang yang paling tepat untuk menghidupkan kembali partai dan mengawasi negosiasi perdagangan dengan Trump, yang mengancam tarif tambahan yang dapat melumpuhkan ekonomi Kanada yang bergantung pada ekspor.
Trudeau telah memberlakukan tarif pembalasan senilai 30 miliar Kanada terhadap Amerika Serikat sebagai tanggapan atas tarif yang dikenakan Trump terhadap Kanada.
“Pemerintah saya akan mempertahankan tarif kami sampai Amerika menunjukkan rasa hormat kepada kami,” kata Carney.
Kemenangan Carney menandai pertama kalinya orang luar yang tidak memiliki latar belakang politik menjadi perdana menteri Kanada. Dia mengatakan bahwa pengalamannya sebagai orang pertama yang menjabat sebagai gubernur di dua bank sentral G7—Kanada dan Inggris—membuatnya menjadi kandidat terbaik untuk menghadapi Trump.
Prospek awal yang baru bagi Partai Liberal di bawah kepemimpinan Carney, dikombinasikan dengan tarif Trump dan ejekannya yang berulang-ulang untuk mencaplok Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS, menyebabkan kebangkitan yang luar biasa bagi kekayaan Partai Liberal.