Bisnis.com, JAKARTA — Pertemuan bilateral antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih AS diwarnai adu mulut, Jumat (28/2/2025), waktu setempat.
Ketegangan dalam momen pertemuan tersebut turut direkam dan dibagikan melalui media sosial X resmi Gedung Putih @WhiteHouse sehari setelahnya, Sabtu (1/3/2025). Pada pertemuan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) AS JD Vance juga terlihat mendampingi Trump di Oval Office.
Adegan saling memotong pembicaraan antara Zelenskiy, Trump dan Vance terekam dalam penggalan video berdurasi 4.50 menit itu.
Pada awal video, Wapres Vance sempat menuding Presiden Zelenskiy tidak menghargai pemerintah AS atas upaya untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Vance turut menuding pemerintah Ukraina menerjunkan masyarakat sipil untuk wajib militer dalam menghadapi invasi militer Rusia.
"Anda seharusnya berterima kasih kepada Presiden [Trump] yang telah mencoba mengakhiri konflik ini," ujar Vance kepada Zeleskiy, dalam video yang dibagikan akun resmi X Gedung Putih hari ini.
Zelenskiy pun membela argumennya bahwa pemerintah AS pun tidak sepenuhnya memahami situasi dan kondisi konflik yang sudah berjalan sekitar tiga tahun ini.
Baca Juga
Namun, sebelum Zelenskiy selesai menyampaikan argumennya, Presiden Trump langsung memotong dan meminta agar Zelenskiy tidak mendikte AS. Presiden dari Partai Republik itu mengeklaim tengah berupaya mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.
Trump lalu mengingatkan Zelenskiy bahwa negaranya tidak dalam posisi yang bagus, dan AS banyak memberikan bantuan kepada Ukraina.
"Anda tidak berada dalam posisi yang bagus. Anda tidak punya kartu sekarang, dengan kami, anda mulai punya hal tersebut. Sekarang anda tengah mempertaruhkan jutaan nyawa orang. Anda tengah mempertaruhkan [potensi, red] terjadinya Perang Dunia Ketiga," ujar Trump dengan nada yang tinggi.
Selanjutnya, Vance mempertanyakan apabila Zelenskiy pernah mengucapkan terima kasih kepada AS atas bantuan yang telah diberikan. Atas hal tersebut, Zelenskiy menyebut sudah sering berterima kasih kepada sekutunya itu.
Percakapan antara kedua pimpinan negara itu semakin sengit ketika keduanya sama-sama berbicara dengan nada tinggi. Trump pun kerap memotong kalimat yang belum selesai disampaikan Zelenskiy.
"Tolong, apabila anda pikir dengan berbicara dengan keras tentang perang... Bisakah saya menyelesaikan kalimat saya?," ujar Zelenskiy kepada Vance, sebelum dipotong Trump.
"Tidak, anda sudah banyak berbicara. Negara anda sedang dalam masalah besar. Anda tidak memenangkan [perang, red] ini. Anda punya kesempatan yang bagus untuk selamat karena kami," kata Trump.
Presiden ke-45 dan ke-47 AS itu lalu menyinggung kebijakan pendahulunya, Presiden ke-46 AS Joe Biden yang telah menggelontorkan anggaran sebesar US$350 miliar untuk bantuan ke Ukraina di antaranya berbentuk senjata. Trump menyebut Ukraina tidak akan bertahan tanpa pasokan senjata dari Amerika.
Kemudian, Trump menyinggung bahwa Zelenskiy tidak menginginkan gencatan senjata dengan Rusia. Namun, hal itu dibantah oleh Zelenskiy.
"Apabila anda bisa mencapai gencatan senjata sekarang, saya sarankan anda mengambilnya agar peluru berhenti ditembakkan dan rakyat anda tidak lagi terbunuh," ucap Trump.
"Tentu kami ingin menghentikan perang ini. Tanya rakyat kami soal gencatan senjata, apa yang mereka pikirkan?," balas Zelenskiy.
President Donald J. Trump and Vice President JD Vance put AMERICA FIRST. pic.twitter.com/AkAvzKpcpb
— The White House (@WhiteHouse) February 28, 2025