Bisnis.com, JAKARTA - Para pejabat Gedung Putih AS geram dengan sikap Ukraina yang tak kunjung menuruti permintaan Presiden Donald Trump.
Pihaknya juga menekankan untuk berhenti menjelek-jelekkan Donald Trump dan segera menandatangani perjanjian penyerahan setengah kekayaan mineral negara tersebutkepada AS.
Gedung Putih pun mengatakan bahwa kegagalan dalam melakukan hal tersebut tidak dapat diterima.
Penasihat keamanan nasional AS, Mike Waltz, mengatakan kepada Fox News bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, harus “meredam” kritiknya terhadap AS dan “mencermati” kesepakatan tersebut.
Mereka mengusulkan pemberian sumber daya alam kepada Washington senilai $500 miliar, termasuk minyak dan gas.
Waltz mengatakan Kyiv salah jika menolak pendekatan presiden AS terhadap perundingan damai dengan Moskow, mengingat semua yang telah dilakukan AS untuk Ukraina.
Baca Juga
Dirinya pun membantah tuduhan bahwa AS telah menghina Ukraina dan sekutu Amerika di Eropa dengan mengecualikan mereka dari pembicaraan awal pekan ini dengan Rusia. Ini adalah “diplomasi ulang-alik” yang rutin, katanya.
“Beberapa retorika yang keluar dari Kyiv dan penghinaan terhadap presiden Trump tidak dapat diterima,” kata Waltz kemudian kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari The Guardian, Jumat (21/2).
Waltz mengatakan saat ini Presiden Trump sedang frustrasi dengan Presiden Zelenskyy karena tak datang ke meja perundingan.
"...bahwa dia tidak bersedia mengambil kesempatan yang kami tawarkan,” lanjut sang pejabat.
Pada hari Rabu, Trump menyebut Zelenskyy sebagai “seorang diktator” yang menolak mengadakan pemilu dan menyalahkan Ukraina atas perang tersebut.
Zelenskyy, pada bagiannya, mengatakan Trump hidup dalam “gelembung disinformasi” Kremlin dan dia berharap tim Trump “lebih jujur”.