Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Geram, Minta Ukraina Bersikap Baik dan Tanda Tangan Kesepakatan Mineral

AS minta Ukraina berhenti mengkritik Donald Trump dan segera menandatangani kesepakatan mineral.
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Kenny Holston
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Kenny Holston

Bisnis.com, JAKARTA - Para pejabat Gedung Putih AS geram dengan sikap Ukraina yang tak kunjung menuruti permintaan Presiden Donald Trump.

Pihaknya juga menekankan untuk berhenti menjelek-jelekkan Donald Trump dan segera menandatangani perjanjian penyerahan setengah kekayaan mineral negara tersebutkepada AS.

Gedung Putih pun mengatakan bahwa kegagalan dalam melakukan hal tersebut tidak dapat diterima.

Penasihat keamanan nasional AS, Mike Waltz, mengatakan kepada Fox News bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, harus “meredam” kritiknya terhadap AS dan “mencermati” kesepakatan tersebut.

Mereka mengusulkan pemberian sumber daya alam kepada Washington senilai $500 miliar, termasuk minyak dan gas.

Waltz mengatakan Kyiv salah jika menolak pendekatan presiden AS terhadap perundingan damai dengan Moskow, mengingat semua yang telah dilakukan AS untuk Ukraina.

Dirinya pun membantah tuduhan bahwa AS telah menghina Ukraina dan sekutu Amerika di Eropa dengan mengecualikan mereka dari pembicaraan awal pekan ini dengan Rusia. Ini adalah “diplomasi ulang-alik” yang rutin, katanya.

“Beberapa retorika yang keluar dari Kyiv dan penghinaan terhadap presiden Trump tidak dapat diterima,” kata Waltz kemudian kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari The Guardian, Jumat (21/2).

Waltz mengatakan saat ini Presiden Trump sedang frustrasi dengan Presiden Zelenskyy karena tak datang ke meja perundingan.

"...bahwa dia tidak bersedia mengambil kesempatan yang kami tawarkan,” lanjut sang pejabat.

Pada hari Rabu, Trump menyebut Zelenskyy sebagai “seorang diktator” yang menolak mengadakan pemilu dan menyalahkan Ukraina atas perang tersebut.

Zelenskyy, pada bagiannya, mengatakan Trump hidup dalam “gelembung disinformasi” Kremlin dan dia berharap tim Trump “lebih jujur”.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper