Bisnis.com, JAKARTA – Imlek memiliki makna sebagai momen untuk introspeksi diri. Jika pemimpin berperilaku lurus, maka semuanya akan semudah membalikkan telapak tangan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Dewan Rohaniwan Pengurus Pusat Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Budi S. Tanuwibowo kala berpidato di perayaan Imlek Nasional 2576 Kongzili yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (9/2/2025).
“Bila pemimpinnya lurus niscaya semuanya akan mudah seperti membalikan telapak tangan. Tapi kalau pemimpinnya tidak lurus, bagaimana bisa mengurus orang lain,” ujarnya dalam kesempatan tersebut.
Dia kemudian menceritakan ajaran Konghucu yang pernah ditanya oleh muridnya tentang syarat sebuah negara yang baik. Salah satu syarat tersebut mencakup persenjataan dan seorang pemimpin yang dapat dipercaya.
Ketika sang murid bertanya syarat mana yang dapat dihilangkan, Konghucu menjawab bahwa persenjataan tidak perlu kuat. Banyak negara dengan persenjataan lemah tetap bertahan karena adanya kepercayaan rakyat dan kesejahteraan yang terjaga.
“Yang kedua, guru si murid ini masih ngeyel, kalau dihilangkan salah satu apa? Tidak perlu tangan yang kuat. Selama ada kepercayaan pada rakyatnya, negara pasti bisa berdiri,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa Matakin sengaja mengusung tema “Pemimpin yang lurus akan meluruskan hati rakyat” pada perayaan kali ini. Tema tersebut diangkat untuk mendukung program Kabinet Merah Putih yang berkomitmen menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
“Yakinlah kalau itu bisa dilakukan, kemajuan akan semudah membalik telapak tangan. Indonesia dicipta ketika Tuhan sedang jatuh cinta. Semua rasa cintanya ditumpahkan untuk Indonesia. Tapi yang kita lupa, bahwa cinta yang besar pun perlu diolah, perlu digali, dan perlu ditumbuhkan. Dan itu hanya mungkin kalau pemimpinnya telah selesai dengan dirinya sendiri,” pungkasnya.