Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili: Gong Xi Fa Cai, Ini Daftar Lengkap Klenteng di Tahun Naga Kayu

Indonesia memiliki ratusan Klenteng atau Tempat Ibadah Tri Dharma yang dapat dikunjungi pada perayaan Imlek 2575 Kongzili di Tahun Naga Kayu.
Klenteng Eng An Kiong di Kota Malang, Jawa Timur./Bisnis-Maria Elena
Klenteng Eng An Kiong di Kota Malang, Jawa Timur./Bisnis-Maria Elena

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia memiliki ratusan klenteng atau Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) yang dapat dikunjungi saat perayaan Imlek pada 2024 atau tepatnya Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili di Tahun Naga Kayu.

Klenteng menjadi tempat ibadah untuk pemeluk Tri Dharma atau tiga agama, yaitu Khonghucu, Taoisme, dan Budha. Ciri khasnya memiliki dua patung yang berstatus sebagai tuan rumah.

Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan (Pusbimdik) Khonghucu Kementerian Agama Susari mengatakan Tahun baru Imlek merupakan salah satu Hari Raya Keagamaan Khonghucu yang sangat penting.

Adapun, pada perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili, Kementerian Agama bersama-sama dengan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) mengangkat tema “Malu ketika tidak mengenal rasa malu, membuat orang tidak menanggung malu”.

"Tema ini bermaksud mengingatkan kita kembali akan pentingnya memiliki rasa malu. Malu berkata tidak jujur, malu melihat hal yang tidak pantas, malu mendengar hal yang tidak baik, malu mengambil sesuatu yang bukan miliknya dan malu untuk berbuat sesuatu yang tidak benar," ujar Susari, dalam pernyataan resminya.

Dalam perayaan tahun baru Imlek 2575 Kongzili, Susari dan Matakin juga mengajak dan mendoakan agar pemilu legislatif dan pemilu presiden dapat berlangsung aman, damai, lancar, langsung, bebas, rahasia, jujur, adil dan bermartabat.

Bagi umat Khonghucu, Kementerian Agama mencatat ada sedikitnya 518 klenteng atau TITD yang dapat dikunjungi saat perayaan tahun baru. Sebanyak 518 klenteng itu tersebar dari Aceh hingga Merauke.

Dari 518 klenteng yang tersebar di seluruh Indonesia, ada yang tercatat sebagai klenteng terbesar di Asia Tenggara hingga yang berumur ratusan tahun sejak abad ke-16.

Berikut, daftar lengkap 518 klenteng di seluruh Indonesia. (untuk kenyamanan, tabel dapat dilihat di desktop komputer)

 

Klenteng Terbesar di Asia Tenggara di Bawah Naungan Bos Maspion dan Kapal Api

Adapun, Klenteng atau TITD Kwan Sing Bio yang berdiri pada 1773 di Tuban tercatat sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dengan luas sekitar 5 Hektare (ha).

Klenteng yang berada di bawah naungan 3 konglomerat besar, yaitu Alim Markus, bos Maspion konglomerat perkakas rumah tangga hingga industri jasa keuangan, Soedomo Mergonoto, bos Kapal Api Group (PT Santos Jaya Abadi), dan Paulus Welly Afandi (Wefan) berada di Jalan Martadinata No.1, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kota Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Lebih spesifiknya berada di pinggir jalan raya Pantura dan langsung menghadap ke laut. Karena menghadap ke laut, menjadikan Klenteng Kwan Sing Bo, sebagai satu-satunya klenteng di Asia Tenggara yang menghadap ke laut.

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mencatat salah satu keunikan Klenteng Kwan Sing Bo lainnya terletak pada gerbang masuk Klenteng Kwan Sing Bio terdapat Gapura Kepiting Raksasa.

Ikon Kepiting Raksasa ini digunakan sebab dahulu Klenteng ini dibangun di daerah tambak yang banyak kepitingnya. Klenteng ini tidak hanya dikunjungi untuk beribadah oleh pemeluknya, tetapi juga oleh warga untuk berekreasi. Arsitektur yang menarik menjadikan banyak pengunjung yang berdatangan.

Klenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Surabaya, terbesar di Asia Tenggara
Klenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Surabaya, terbesar di Asia Tenggara

Perbedaan Klenteng dan Vihara

Sebagai informasi, klenteng, adalah rumah ibadah umat Khonghucu atau Taoisme, sedangkan Vihara adalah rumah ibadah umat Buddha yang juga dinamakan dengan kuil.

Klenteng, menurut situs rri.co.id, secara umum berarsitektur tradisional Tionghoa dengan ornamen naga, lampion, simetris dan berwarna merah yang bermakna memperluas kemakmuran dan kebahagian. Selain tempat ibadah, kelenteng juga menjadi tempat aktivitas sosial masyarakat.

Sedangkan vihara berarsitektur lokal, umumnya hanya digunakan untuk kegiatan ibadah saja atau doa doa.

Vihara berbentuk seperti bangunan biasa saja, bahkan beberapa diantaranya menggunakan ruko atau rumah tingkat, meskipun ada Vihara yang berarsitektur tradisi.

Di dalam Vihara umumnya tidak terdapat banyak patung. Umumnya hanya ada patung Buddha atau patung Dewi Kwan Yin. Sedangkan, klenteng memiliki banyak patung dewa dan dewi.

Prosesi keagamaan di vihara dilakukan bersamaan atau berjemaat. Sedangkan di klenteng, biasanya  beribadah sendiri-sendiri, berpindah dari satu dewa ke dewa lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper