Bisnis.com, JAKARTA — Peneliti University of California (UCLA), Edith de Guzman menilai perubahan iklim memperburuk kondisi ekstrem yang akhirnya memicu terjadinya kebakaran hebat di Los Angeles, Amerika Serikat.
Mengutip NPR News pada Senin (13/1/2025), Edith mengatakan selama satu tahun terakhir ini musim hujan belum terjadi sama sekali. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang masih terjadi musim hujan.
Tak hanya karena perubahan iklim, de Guzman memandang banyaknya rumah yang berpondasi kayu juga turut membuat situasi kian memburuk.
“Kami memiliki infrastruktur dan pengembangan [rumah] yang merupakan warisan periode ketika kondisi iklim tidak se-ekstrem sekarang,” katanya.
Diketahui, Los Angeles adalah kota yang dibangun di atas tanah mudah terbakar, mulai dari pantai, ngarai, hingga pegunungan setinggi 3.000 meter.
Bahkan, Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles (LAFD) disebut telah lama menjadi pemimpin terdepan dalan memadamkan kebakaran hutan di perkotaan.
Baca Juga
Akan tetapi, de Guzman melihat kebakaran hebat yang terjadi beberapa hari terakhir ini menguji kemampuan terbaik mereka.
“Api beterbangan bermil-mil jauhnya, sulit untuk memprediksi atau mengendalikan penyulutan api, dan itu terjadi serentak di banyak tempat,” tukasnya.
Di sisi lain, Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles, Kristin Crowley mengakui bahwa pemangkasan anggaran yang baru-baru ini terjadi menghambat beberapa pelatihan dan kesiapan menghadapi bencana.
“Kami melakukan apa yang bisa kami lakukan dengan apa yang kami miliki. Jika saya punya seribu truk pemadam kebakaran untuk menghadapi api ini, saya rasa seribu truk itu pun pada saat itu tidak akan bisa memadamkan api ini,” ujarnya.