Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus HMPV Ditemukan di RI, Bandara Ngurah Rai Pasang Thermo Scanner

Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali mengantisipasi masuknya virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang merebak di China.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali memasang thermo scanner di terminal domestik dan internasional guna mencegah penyebaran virus HMPV. JIBI/Harian Noris Saputra
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali memasang thermo scanner di terminal domestik dan internasional guna mencegah penyebaran virus HMPV. JIBI/Harian Noris Saputra

Bisnis.com, DENPASAR - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali mengantisipasi masuknya virus Human Metapneumovirus (HMPV), sedang merebak di China dalam beberapa pekan terakhir. 

General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Syaugi Shahab menjelaskan sebagai langkah antisipasi terhadap virus, pihaknya sudah memasang thermo scanner di terminal domestik dan internasional. Menurutnya, pemasangan thermo scanner sudah dilakukan sejak pandemi Covid-19 serta untuk mengantisipasi virus Mpox. 

"Kalau virus HMPV kami sudah antisipasi ya, mulai dari berkoordinasi dengan Balai Karantina, memasang tiga unit thermo scanner, dua unit di Internasional dan satu unit di Domestik. Dan juga kami ada prosedur, jika ditemukan suspek langsung diserahkan di BPKK, kalau sudah terindikasi akan diisolasi di klinik BPKK. Dan kalau sudah benar2 kena akan dibawa ke Rumah Sakit," jelas Syaugi kepada media, Selasa (7/1/2024). 

Dari pantauan Bisnis di Terminal Domestik dan Internasional, semua penumpang yang tiba diatur agar melewati thermo scanner yang sudah dipasang, sehingga suhu tubuh semua penumpang terpantau.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan kasus virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Indonesia. Virus HMPV baru-baru ini menjadi sorotan setelah merebak di China. 

Kemenkes mencatat semua kasus virus HMPV yang ditemukan di Indonesia ternyata melibatkan anak-anak.

Menanggapi hal itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, meski virus tersebut sudah masuk ke Tanah Air. Pasalnya, kata dia, HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

"HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/1/2024). 

Dia menuturkan penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

Karena itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

“Yang terpenting tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” imbuhnya. 

Libur Nataru 2025

Operasi bandara juga terpantau masih normal, penumpang yang tiba maupun yang berangkat masih terlihat ramai pasca libur panjang Nataru. 

Selama libur Nataru saja Bandara Ngurah Rai melayani 1,3 juta penumpang atau meningkat 8% (year-on-year/yoy) jika dibandingkan periode Natal 2023. Sedangkan pergerakan penumpang dari Januari - Desember 2024 mencapai 23,9 juta orang. 

Sementara itu, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV-Bali Cecep Kurniawan menjelaskan hingga saat ini Otoritas Bandara masih menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan soal virus HMPV, menurutnya Kemenkes yang memiliki wewenang melakukan pendeteksian dan mengeluarkan aturan terkait virus tersebut. 

"Yang pasti untuk virus terakhir itu, kami menunggu dari Kementerian Kesehatan, karena mereka yang mendeteksi dan mengeluarkan aturan. Kalau soal antisipasi, kami sudah antisipasi lebih awal, ini pengalaman di covid -19 kemarin, peralatan sudah dipasang, Mudah - mudahan tidak asa yang masuk, karena (bisa) mempengaruhi perekonomian," jelas Cecep.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper