Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Robert Kiyosaki Sarankan Pekerja untuk Tahan Keinginan Resign

Penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, menyarankan pekerja yang masih memiliki pekerjaan untuk tidak resign dulu dalam waktu ini.
alasan resign kerja/freepik
alasan resign kerja/freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, menyarankan pekerja yang masih memiliki pekerjaan untuk tidak resign dulu dalam waktu dekat ini.

Ia juga mengatakan bahwa mereka yang memiliki tabungan agar tidak boros dalam membelanjakan uangnya.

"Kehancuran global telah dimulai. Eropa, Tiongkok, AS sedang jatuh. Depresi akan segera terjadi. Pertahankan pekerjaan dan uang Anda," tulis Kiyosaki di Twitternya.

Kiyosaki juga mengkritik para pemimpin global dan sistem pendidikan yang tak banyak disinggung di bangku sekolah. Ia mempertanyakan peran mereka dalam literasi keuangan kepada masyarakat di seluruh dunia.

"Masalah terbesar adalah para pemimpin dan pendidik kita," ia menambahkan.

Meski demikian, Kiyosaki tetap menekankan bahwa kemerosotan ekonomi dapat menghadirkan peluang untuk menciptakan kekayaan.

"Bagi banyak orang, krisis adalah saat terbaik untuk menjadi kaya. Saya berencana untuk menjadi lebih kaya. Saya ingin Anda juga menjadi lebih kaya dan lebih cerdas. Jaga diri Anda," cuitnya.

Menanggapi cuitannya, Pendiri & CEO http://renderaudio.com, Garvez berkata bahwa apa yang dikatakan Kiyosaki tersebut tidak sepenuhnya benar.

Garvez mengatakan jika dunia memang tegah mengalami kemunduran ekonomi, namun itu masih cukup normal.

"Anda salah seperti biasa! Kita telah mengalami momentum bullish selama 3 bulan dan segera setelah kita mengalami kemunduran yang normal, Anda mulai berbicara tentang "kehancuran yang akan segera terjadi"," cuit Garvez.

"Pasar yang melemah tidak akan dimulai hingga tahun 2026. Berhentilah mencoba menentukan waktu kehancuran setiap kali kita mengalami koreksi yang sehat," ia menambahkan.

Di sisi global, ketidakpastian geopolitik dan ekonomi terus berlanjut. Analisis Reuters memperingatkan potensi risiko, termasuk perang dagang jika kebijakan Donald Trump tentang tarif impor AS diterapkan.

Hal ini dapat memicu inflasi baru, perlambatan global, atau meningkatnya pengangguran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper