Bisnis.com, JAKARTA - Kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel yang telah berlangsung selama 14 bulan di Gaza dikabarkan mulai menemui titik terang.
Mengutip Reuters pada Rabu (18/12/2024), kesepakatan untuk menghentikan perang dan membebaskan para sandera yang ditahan di daerah kantong Palestina itu disebut dapat ditandatangani dalam beberapa hari mendatang. Hal ini seiring dengan adanya kemajuan dalam pembicaraan di Kairo, menurut sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.
Sumber tersebut mengatakan, kesepakatan gencatan senjata mungkin akan tercapai dalam beberapa hari lagi. Hal ini akan menghentikan pertempuran dan memulangkan sandera yang ditahan oleh gerakan Islamis Hamas di Gaza dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Pemerintah AS, yang bergabung dengan para mediator dari Mesir dan Qatar, telah melakukan upaya intensif dalam beberapa hari terakhir untuk memajukan pembicaraan tersebut sebelum Presiden Joe Biden lengser bulan depan.
"Kami yakin - dan Israel telah mengatakan ini - bahwa kami semakin dekat, dan tidak diragukan lagi, kami yakin akan hal itu, tetapi kami juga berhati-hati dalam optimisme kami," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby dalam sebuah wawancara dengan Fox News.
"Kami pernah berada dalam posisi ini sebelumnya di mana kami tidak dapat menyelesaikannya."
Baca Juga
Direktur CIA William Burns, seorang negosiator utama AS, dijadwalkan berada di Doha pada Rabu waktu setempat untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani untuk menjembatani kesenjangan yang tersisa antara Israel dan Hamas. Adapun, CIA menolak berkomentar terkait hal ini.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesepakatan itu mungkin terjadi jika Israel berhenti menetapkan persyaratan baru. Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya mediasi tersebut mengatakan bahwa negosiasi tersebut serius, dengan diskusi sedang berlangsung mengenai setiap kata.
Sumber yang diberi pengarahan mengenai pertemuan tersebut mengatakan Netanyahu sedang dalam perjalanan ke Kairo. Tetapi, pernyataan dari kantor Netanyahu mengatakan bahwa ia mengadakan pertemuan pada hari Selasa dengan pejabat senior militer dan keamanan di Gunung Hermon, dataran tinggi strategis di dalam wilayah Suriah.
Secara terpisah, juru bicaranya mengirim pesan kepada koresponden Israel untuk mengatakan: "Perdana menteri tidak berada di Kairo."
Sementara itu, dua sumber keamanan Mesir mengatakan Netanyahu tidak berada di Kairo "saat ini" tetapi bahwa sebuah pertemuan sedang berlangsung untuk membahas poin-poin yang tersisa, yang terutama adalah tuntutan Hamas untuk jaminan bahwa setiap kesepakatan segera akan mengarah pada perjanjian yang komprehensif di kemudian hari.
Sumber-sumber Mesir mengatakan mereka tengah membuat kemajuan dan merasa bahwa Selasa malam dapat menjadi penentu dalam menetapkan langkah selanjutnya.
Netanyahu pada Selasa dibebaskan dari memberikan kesaksian yang dijadwalkan sebelumnya di persidangan korupsinya. Diaa bertemu dengan Adam Boehler di Israel pada Senin kemarin, yang ditunjuk oleh Presiden terpilih AS Donald Trump untuk menjadi utusan khususnya untuk urusan penyanderaan.
Pada konferensi pers di Florida pada Senin, Trump menegaskan kembali ancamannya bahwa semua kekacauan akan terjadi jika Hamas tidak membebaskan sanderanya paling lambat 20 Januari, hari ia menjabat.
Trump melanjutkan, jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai saat dia menjabat, hal tersebut tidak akan menyenangkan. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai pernyataannya tersebut.
Pejabat AS dan Israel telah menyatakan optimisme yang meningkat bahwa negosiasi yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar dapat menghasilkan kesepakatan pada akhir bulan ini, tetapi juga telah memperingatkan bahwa pembicaraan tersebut dapat gagal.
Para negosiator Israel berada di Doha pada Senin untuk menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas pada kesepakatan yang digariskan Biden pada bulan Mei.
Pembicaraan terkait gencatan senjata ini telah terjadi secara berulang selama tahun lalu, yang semuanya berakhir dengan kegagalan. Israel bersikeras mempertahankan kehadiran militer di Gaza dan Hamas menolak untuk membebaskan sandera sampai pasukan ditarik keluar.
Perang di Gaza, yang dipicu oleh serangan yang dipimpin Hamas terhadap komunitas-komunitas di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 250 orang diculik sebagai sandera, telah mengirimkan gelombang kejut di seluruh Timur Tengah dan membuat Israel terisolasi secara internasional.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina, menggusur sebagian besar dari 2,3 juta penduduk dan menghancurkan sebagian besar daerah kantong pantai tersebut.