Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Sumbang US$30 Juta Untuk Aliansi Vaksin Gavi

Presiden Prabowo Subianto pastikan komitmen Indonesia untuk menyumbang hingga US$30 juta untuk kebutuhan operasional aliansi Gavi.
Presiden Prabowo Subianto secara resmi membuka Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah yang digelar di Universitas Muhammadiyah Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 4 Desember 2024. Foto BPMI Setpres RI
Presiden Prabowo Subianto secara resmi membuka Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah yang digelar di Universitas Muhammadiyah Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 4 Desember 2024. Foto BPMI Setpres RI

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto pastikan komitmen Indonesia untuk menyumbang hingga US$30 juta untuk kebutuhan operasional aliansi Gavi.

Hal ini disampaikannya saat memberikan keterangan pers di ruang Kresidensial Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

“Indonesia yang sekarang sudah pulih, kami merasa ingin turut membantu Gavi dalam pekerjaan selanjutnya dengan menyumbang US$30 juta,” tandas Prabowo.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Chairman Gavi, José Manuel Barroso menghadap Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jumat (6/12/2024).

Berdasarkan pantauan, Budi dan Barroso tiba secara bersama sambil mengenalkan Chairman Gavi Itu

"Ini bekas Presiden Uni Eropa, sekarang jadi Chairman-nya Gavi, yang bantu Indonesia 100 juta lebih dosis vaksin. Sekarang ingin menghadap Presiden, kebetulan ada meeting," katanya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (6/12/2024).

Kendati demikian, Budi tak membahas lebih lanjut terkait kedatangannya di Istana, tetapi dirinya mengamini akan ada audiensi.

"Ini mengenai audiensi saja dari Gavi. Perihal memperkenalkan dan beliau kan bekas Presiden Uni Eropa," ujarnya.

Sebagai informasi, Gavi awalnya dikenal sebagai Global Alliance for Vaccines and Immunisation. Aliansi ini telah berdiri sejak 2000.

Pendirian Gavi ini diawali dengan kondisi hampir terhentinya program imunisasi secara internasional pada akhir 1990. Saat itu, hampir 30 juta anak di berbagai negara berkembang tidak diimunisasi secara lengkap terhadap penyakit mematikan, bahkan banyak yang tak diimunisasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper