Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korea Selatan dan Uni Eropa Desak Korea Utara Tarik Pasukan dari Rusia

Korea Selatan dan Uni Eropa menuntut penarikan pasukan Korea Utara yang telah dikirim ke Rusia.
Kompetisi tembakan artileri antara unit artileri di bawah Korps 7 Tentara Rakyat Korea dan Korps 9 berlangsung di tempat latihan di Korea Utara, 12 Maret 2020 dalam gambar yang disediakan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. KCNA melalui REUTERS
Kompetisi tembakan artileri antara unit artileri di bawah Korps 7 Tentara Rakyat Korea dan Korps 9 berlangsung di tempat latihan di Korea Utara, 12 Maret 2020 dalam gambar yang disediakan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. KCNA melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan dan Uni Eropa mengutuk pasokan persenjataan Korea Utara ke Moskow dan menuntut agar negara tersebut segera menarik pasukan yang telah dikirim ke Rusia dalam perang melawan Ukraina.

Mengutip Reuters pada Selasa (5/11/2024), Uni Eropa dan Korea Selatan mengadakan pertemuan dialog strategis pertama mereka di Seoul, tak lama setelah AS dan Korsel menyuarakan kekhawatiran mengenai pengiriman tentara Korea Utara untuk membantu Rusia.

Dalam pernyataan bersama, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul mengecam transfer senjata tidak sah yang dilakukan Korea Utara ke Federasi Rusia karena digunakan untuk menyerang Ukraina.

Kedua pihak menuntut diakhirinya “kerja sama militer yang melanggar hukum” dan penarikan pasukan Korea Utara. Borrell juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun.

“Agresi Rusia terhadap Ukraina merupakan ancaman nyata. Republik Korea berada pada posisi terbaik untuk memahami hal ini. Kami bersatu dalam mendukung Ukraina. Saya mendorong mereka untuk meningkatkannya," kata Borrell dalam postingan di X yang menyertakan foto dirinya berjabat tangan dengan Kim. 

Kedua negara juga menandatangani kemitraan keamanan dan pertahanan yang mencakup 15 bidang termasuk keamanan siber dan perlucutan senjata.

Pekan lalu, Cho mengatakan semua skenario yang mungkin terjadi, sedang dipertimbangkan ketika ditanya apakah Seoul dapat mengirim senjata ke Ukraina sebagai tanggapan atas bantuan Korea Utara kepada Rusia.

Korea Selatan telah memberikan bantuan peralatan tidak mematikan kepada Ukraina, termasuk peralatan pembersihan ranjau, tetapi menolak permintaan senjata.

Seoul memprediksi Korea Utara akan mendapat kompensasi dari Moskow dalam bentuk teknologi militer dan sipil, seiring mereka berlomba meluncurkan satelit mata-mata dan meningkatkan kemampuan rudalnya.

Korea Utara pekan lalu menunjukkan kekuatan militernya dengan uji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat baru yang dijuluki Hwasong-19.

Washington mengharapkan pasukan Korea Utara di wilayah Kursk Rusia, yang sebagian wilayahnya telah direbut oleh negara tetangga Ukraina, untuk segera berperang melawan pasukan Ukraina, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pekan lalu.

Pada pembicaraan di Moskow, Rusia pekan lalu, Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui, mengatakan negaranya akan mendukung Rusia sampai mencapai kemenangan di Ukraina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper