Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebut Realisasi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu AS 'Terbang' Lagi ke Timur Tengah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah tiba di Israel pada hari ini, Selasa (22/10/2024).
Menlu Amerika Serikat Antony Blinken menyampaikan pandangan pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) dengan Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (14/7/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Menlu Amerika Serikat Antony Blinken menyampaikan pandangan pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) dengan Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (14/7/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken kembali berkunjung ke kawasan Timur Tengah seiring dengan upayanya untuk menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata di Gaza dan membahas masa depan daerah kantong tersebut setelah kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Mengutip Reuters pada Selasa (22/10/2024), Blinken telah tiba di Israel pada hari ini. Israel akan menjadi perhentian pertama dari tur Timur Tengah Blinken kali ini.

Perjalanan ini merupakan yang kesebelas sejak militan Hamas Palestina menyerang Israel selatan pada 7 Oktober yang memicu perang Gaza. Blinken berkunjung ketika militer Israel telah mengintensifkan kampanyenya di wilayah kantong Palestina serta di Lebanon melawan sekutu Iran, Hizbullah.

Rencana perjalanan Blinken selama seminggu, yang mencakup kunjungan ke Yordania pada Rabu dan Doha, juga dilakukan ketika wilayah tersebut bersiap menghadapi tanggapan Israel terhadap serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober terhadap Israel. Pembalasan ini dapat mengganggu pasar minyak dan berisiko memicu perang besar antara musuh bebuyutan tersebut.

Di Gaza, Blinken akan memfokuskan diskusi tentang cara mengakhiri perang, rencana pembangunan wilayah kantong tersebut setelah pertempuran berakhir, dan cara meningkatkan bantuan kemanusiaan, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

Pekan lalu, Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menulis surat kepada para pejabat Israel menuntut tindakan nyata untuk mengatasi situasi yang memburuk di Gaza, atau menghadapi potensi pembatasan bantuan militer AS.

Pejabat itu mengatakan bahwa dalam pertemuannya dengan Israel dan negara-negara Arab, Blinken akan membahas isu-isu “hari demi hari”, khususnya keamanan, pemerintahan, dan rekonstruksi. Memiliki rencana terperinci untuk masing-masing upaya ini dipandang sebagai prasyarat untuk mencapai penyelesaian konflik yang langgeng.

Menteri Luar Negeri juga akan berdiskusi dengan Israel dan negara-negara lain bagaimana mencapai resolusi diplomatik terhadap konflik dengan Hizbullah, dan akan melanjutkan pembicaraan Washington dengan Israel mengenai tanggapan yang diharapkan terhadap serangan rudal Iran, kata pejabat itu.

Berbicara kepada wartawan pada Senin waktu setempat, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel menegaskan bahwa para pejabat AS merasa ada peluang untuk melanjutkan gencatan senjata.

“Saya tidak akan berspekulasi mengenai produk atau hasil akhir apa pun [dari perjalanan ini], namun kami merasa penting untuk terlibat tidak hanya dengan Israel, namun juga dengan mitra lain di kawasan,” katanya.

Sulit Terealisasi

Di sisi lain, para ahli mengatakan tensi Hamas dan Israel masih sangat tinggi dan kemungkinan besar tidak akan memberikan konsesi yang signifikan sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November, yang dapat mengubah kebijakan AS.

Aaron David Miller, Senior Fellow di Carnegie Endowment for International Peace  mengatakan sangat sulit membayangkan bahwa Blinken akan membuat terobosan terkait gencatan senjata minggu ini, mengingat baik Hamas maupun Netanyahu tidak memiliki urgensi untuk mengakhiri perang.

"Memanfaatkan momen adalah konsep yang menyesatkan dalam kasus ini karena saya tidak yakin momen itu ada," kata Miller.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menganggap pembunuhan Sinwar oleh militer Israel pekan lalu sebagai kemungkinan pembukaan yang pada akhirnya akan membuka jalan untuk mengakhiri perang Gaza, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pertempuran akan terus berlanjut.

Israel mempercepat operasi militer untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan utaranya sambil menyerbu kamp pengungsi Jabalia yang padat di Gaza. Hal yang dikhawatirkan oleh warga Palestina dan badan-badan PBB adalah upaya untuk menutup Gaza utara dari wilayah kantong lainnya.

Para analis mengatakan Netanyahu mungkin lebih memilih untuk menunggu akhir masa jabatan Presiden AS Joe Biden, yang akan berakhir pada bulan Januari, dan mengambil peluang untuk memilih presiden berikutnya, apakah calon dari Partai Demokrat Kamala Harris atau saingannya dari Partai Republik Donald Trump. Netanyahu berbicara dengan Trump tentang konflik tersebut melalui telepon pada hari Sabtu, kata kantor Trump dan Netanyahu.

Miller mengatakan, proposal gencatan senjata di Gaza yang telah dikerjakan oleh AS dan mediator Mesir dan Qatar selama berbulan-bulan tidak lagi layak. Selain itu, kurangnya komando dan kendali di dalam Hamas juga mempersulit proses negosiasi.

"Usulan yang paling realistis adalah jika Blinken datang dan berkata 'kami akan melakukan semua untuk semua'. Anda mendapatkan semua sandera kembali, dan Israel akan mendeklarasikan gencatan senjata," kata Miller, memperingatkan bahwa formulasi tersebut tidak akan berhasil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper