Bisnis.com, JAKARTA - Israel baru saja mendapat bantuan dari Amerika Serikat (AS) berupa sistem rudal canggih dengan ketinggian tinggi ke Israel.
Tak hanya itu, AS juga mengirim sekitar 100 tentara untuk mengoperasikannya. Pentagon mengumumkan hal ini dalam pengerahan militer AS yang pertama ke Israel sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Juru bicara Pentagon Patrick Ryder mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu (13/10/2024) bahwa Presiden AS Joe Biden mengarahkan Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk mengerahkan Sistem Pertahanan Area Ketinggian Tinggi Terminal (Thaad) bersama dengan kru operasinya ke Israel.
Pengerahan tersebut menempatkan pasukan Amerika di Israel untuk pertama kalinya di tengah perangnya di Gaza, yang kini telah meningkat menjadi invasi Israel ke Lebanon dan berpotensi menimbulkan perang skala besar dengan Iran.
“Tindakan ini menggarisbawahi komitmen kuat Amerika Serikat terhadap pertahanan Israel, dan membela warga Amerika di Israel, dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran,” kata pernyataan tersebut, dikutip dari Middle East Eye.
Bantuan ini juga diberikan sebagai bagian dari penyesuaian yang lebih luas yang dilakukan militer AS untuk mendukung pertahanan Israel dan melindungi Amerika dari serangan Iran dan milisi yang bersekutu dengan Iran.
Baca Juga
Namun bantuan ini menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel, yang sering disebut-sebut sebagai sistem pertahanan udara terbaik di dunia.
Terlebih pada Minggu, kelompok Hizbullah berhasil menembus pertahanan Israel yang menargetkan kamp pelatihan elit.
Adapun sistem Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) yang dikirimkan AS dapat menjatuhkan rudal balistik dari jarak pendek hingga menengah.
Bahkan jenis rudal ini dapat menyerang dan menghancurkan rudal balistik jarak pendek, menengah, dan menengah baik di dalam maupun di luar atmosfer selama fase penerbangan terakhirnya, atau saat menukik tepat sasaran.