Bisnis.com, JAKARTA - Jurnalis Al Jazeera Soraya Lennie mempertanyakan standar ganda yang diberikan kepada Israel saat ini.
Israel mendapat banyak dukungan dari negara-negara Barat saat melakukan invasi di Gaza. Alasannya yakni perlindungan negara terhadap serangan Hamas, yang hingga kini memperjuangkan Palestina.
Negara tersebut kembali mendapat pembelaan saat Iran melakukan balas dendam atas serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Serangan Iran disebut sebagai bentuk perlawanan dan upaya untuk menghancurkan Israel. Padahal, Israel lebih dulu meluncurkan rudal di Lebanon pada akhir September 2024.
Duduk Perkara Perang Israel vs Iran
Pada mulanya, PM Israel Benjamin Netanyahu memperlihatkan sebuah peta yang menunjukkan wilayah Iran yang dijuluki sebagai "The Curse".
Netanyahu kemudian memerintahkan militer melakukan serangan darat ke Lebanon, hingga berakhir tewasnya pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Baca Juga
Namun, sebelumnya, Israel sudah melakukan berbagai serangan pada Desember 2023 hingga Januari 2024 hingga membunuh sejumlah tokoh pejuang Iran.
Kemudian pada April 2024, Israel kembali melakukan penyerangan terhadap Iran. Di mana rudal Israel ditujukan tepat di Kedutaan Iran di Damaskus, Suriah.
Hal ini menyebabkan 16 orang meninggal dunia. Iran kemudian mengajukan perlindungan ke Dewan Keamaan PBB dan meminta adanya vonis berat.
Namun sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis mengajukan veto untuk menolak vonis dan mencari perlindungan.
Balasan Iran yang Pertama
Iran kemudian melakukan perlawanan dengan mengirimkan rudal sebagai bentuk balasan. Tak lama, Iran akhirnya mendukung Hizbullah dan Hamas yang juga memerangi Israel.
Bergabungnya Iran di belakang Hizbullah dan Hamas, dipandang sebagai perang tak berkesudahan yang dibuat oleh AS dan Israel.
Oleh sebab itu, Iran menganggap Hizbullah dan Hamas sebagai kelompok penting untuk mencegah pecahnya perang tak berkesudahan.
Pada Juli, Israel dituding sebagai dalang di balik serangan tak terduga yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Hal ini terjadi sesaat setelah Ismail mendatangi pelantikan presiden Iran yang baru.
Senior Hamas Dibunuh
Setelah kematian politikus senior Hamas itu, Iran kembali menekan Israel dan AS untuk menandatangani gencatan senjata di Gaza.
Sayangnya hal tersebut tidak direspons dan justru dianggap sebagai awal mula serangan dari Iran ke Israel.
Militer Israel kemudian mulai melakukan terror mengerikan di Iran...