Bisnis.com, JAKARTA - Puan Maharani tengah jadi perbincangan karena diisukan menggantikan Gibran Rakabuming Raka menjadi wakil presiden (wapres).
Hal ini mencuat setelah dibicarakan oleh Jhon Sitorus di kanal Youtube MPTV berjudul "Gara-gara FUFUFAFA, Gibran Bisa Gagal Jadi Wakil Presiden" yang diunggah pada Sabtu (21/9/2024).
Dalam video tersebut, Jhon Siturous mengatakan bahwa nama Puan Maharani masuk daftar pengganti Gibran.
"Banyak yang berpendapat bahwa ibu Puan Maharani akan diusulkan menjadi wakil presiden," ucap Jhon dikutip pada Kamis (26/9).
Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Prabowo Subianto dan Puan Maharani mengenai hal ini.
Keduanya saat ini sedang dalam pembahasan untuk mengadakan pertemuan bersama dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga
Pertemuan itu dibocorkan untuk membahas peluang PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto.
"Insya Allah, tidak ada yang tidak mungkin [PDIP gabung di pemerintahan Prabowo]," ujarnya di Kompleks Senayan, Selasa (24/9/2024).
Perjalanan Politik Puan Maharani
Diisukan menjadi mengganti Gibran Rakabuming Raka untuk menjabat sebagai wakil presiden (wapres), begini sepak terjang Puan Maharani.
Puan Maharani merupakan tokoh politik terkenal yang familiar di masyarakat. Hal ini dikarenakan dirinya merupakan putri dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Darah politik mengalir deras di dalam diri Puan. Pasalnya sang ayah, Taufik Kiemas, juga merupakan seorang politisi yang pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawarakatan Rakyat (MPR).
Lulusan Universitas Indonesia Jurusan Komunikasi Massa ini terjun politik sejak tahun 2006 saat ia
bergabung dalam DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Ia kemudian ditunjuk menjadi Ketua DPP PDIP periode 2007-2010.
Puan kemudian menjajal peruntungannya di Senayan sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2009 dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V, meliputi Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.
Ia pun lolos dan meraih perolehan suara terbanyak kedua di tingkat nasional pada pemilihan anggota legislatif saat itu, yaitu 242.504 suara.
Di lembaga legislatif, ia dipercaya menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI tahun 2012-2014 menggantikan Tjahjo Kumolo saat itu.
Pada Pemilu 2014, Puan maju lagi sebagai caleg dan lolos. Namun ia akhirnya mundur karena ditarik Jokowi menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja.
Puan kemudian maju kembali mencalonkan sebagai anggota legislatif dari Dapil Jateng V pada Pemilu 2019, dan berhasil meraih suara tertinggi sebanyak 404.034 suara.
Kariernya terus melesat hingga ia terpilih sebagai Ketua DPR RI untuk masa bakti 2019-2024.
Tak hanya moncer dalam jabatan politik, Puan juga memiliki sejumlah menghargaan. Ia pun pernah mendapat gelar doktor kehormatan dari Undip dalam bidang kebudayaan dan kebijakan pembangunan manusia.
Pada 2022, Puan juga mendapat gelar kehormatan dari Pukyong National University di Busan, Korea Selatan, karena berdedikasi dalam memperjuangkan hak perempuan dan kesetaraan gender.