Bisnis.com, JAKARTA - Israel secara terang-terangan melakukan penyergapan di kantor berita Al Jazeera di Tepi Barat.
Dalam siaran langsung televisi, tentara Israel yang bersenjata lengkap menyerbu biro jaringan Al Jazeera di Tepi Barat yang diduduki di Ramallah dan meminta kepala biro Walid al-Omari untuk menutupnya.
Al Jazeera mengatakan bahwa tantara Israel memerintahkan semua orang yang bekerja pada shift malam di biro tersebut untuk pergi.
Tentara juga memberi tahu bahwa para jurnalis hanya boleh membawa barang-barang pribadi mereka.
Minta Kantor Ditutup selama 45 Hari
Perintah tersebut datang dari otoritas militer Israel meskipun biro tersebut berada di Area A, sebuah wilayah yang digambarkan berada di bawah kendali Palestina dalam Perjanjian Oslo.
Baca Juga
Ini bukan pertama kalinya Israel melakukan tindakan di Area A yang ditentukan dalam Perjanjian Oslo, di mana Ramallah berada dan di mana Otoritas Palestina (PA) bermarkas.
Adapun melansir Reuters, saluran Qatar menayangkan secara langsung momen masuknya para pasukan Israel ke kantor Al Jazeera menggunakan persenjataan lengkap.
Tentara bersenjata secara tegas meminta bahwa biro Al Jazeera tersebut harus ditutup selama 45 hari.
Al Jazeera Dituduh Pro Palestina-Hamas
Walid al-Omari mengatakan bahwa isi perintah pengadilan militer Israel itu menuduh Al Jazeera "menghasut dan mendukung terorisme".
Bahkan menurutnya, para tentara ikut menyita kamera biro sebelum keluar kantor untuk pergi.
Al Jazeera sendiri mengatakan bahwa mereka memang sering menjadi target membredelan Israel. Bahkan Israel pernah membunuh jurnalis mereka.
“Hal ini sangat sejalan dengan kebijakan negara Israel sejak tahun 1948 untuk mencegah pemberitaan nyata tentang orang-orang Palestina atau tentang apa yang negara Israel lakukan terhadap orang-orang Palestina, menjajah mereka dan menangkap serta menyiksa mereka,” kata Rami Khouri, rekan di Universitas Amerika di Beirut, mengatakan kepada Al Jazeera.
Al Jazeera Jadi Alat Menyerukan Pelanggaran Israel
Penyerangan terhadap Al Jazeera ini bukan tanpa alasan. Khouri mengatakan Al Jazeera adalah “instrumen utama untuk menginformasikan dunia tentang” pelanggaran Israel di wilayah Palestina.
Sejalan dengan itu, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi sudah mengkonfirmasi penutupan kantor berita tersebut karena dinilai sebagai "corong Hamas Gaza dan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran".
Kantor Ditutup Rapat
Meski ketua biro ingin membuka kembali akses jurnalistik Al Jazeera di Tepi Barat, sayangnya hal tersebut masih belum bisa dilakukan.
Biro Al Jazeera yang ditutup oleh tantara Israel tidak dapat diakses oleh tim karena ditutup dengan dua pelat logam besar yang dilas di pintu masuk.