Bisnis.com, JAKARTA — Akhir-akhir ini perputaran informasi di ruang media sosial terkait akun Kaskus fufufafa masih ramai diperbincangkan. Warganet mengaitkan bahwa akun Fufufafa merupakan milik Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Teranyar, warganet di media sosial X (sebelumnya Twitter) kembali mengungkap identitas akun Fufufafa. Akun @_mardial_ membalas unggahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dua anaknya yang sudah memiliki usaha sendiri. Di sana, terlihat Presiden Jokowi menandai akun @kaesangp dan @Chilli_Pari di dalam cuitannya.
“Aduh .... @kaesangp dan @Chilli_Pari kalian nih jauh dari orang tua, sudah punya usaha sendiri, masih suka berantem. Yang rukun dong,” tulis Presiden Jokowi di akun X miliknya pada 5 Maret 2019.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi kembali memastikan akun Kaskus fufufafa yang tengah viral di media sosial bukanlah milik Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka
Bahkan, Budi yang juga merupakan Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) itu menekankan bahwa viralnya akun tersebut untuk mengadu domba.
“Bukan [milik Gibran Rakabuming Raka], itu upaya mengadu domba,” kata Budi saat ditemui di Gedung Kemenkominfo, Kamis (12/9/2024).
Baca Juga
Namun, Budi mengaku tidak mengetahui siapa pemilik akun Fufufafa tersebut.
“[Pemiliknya], ya, mana kita tahu,” ujarnya.
Meski begitu, dia memastikan sudah melakukan pengecekan dan pelacakan atas akun viral yang menyangkut pautkan nama Gibran Rakabuming Raka. Dia pun memastikan pemilik akun Kaskus Fufufafa akan terbongkar.
“Nanti lagi dicari, pasti ketahuan [siapa di balik akun Fufufafa, tetapi yang pasti bukan punya mas Gibran,” tambahnya.
Budi Arie menyatakan akan mengungkap pemilik akun Kaskus Fufufafa ke publik.
“Nanti diumumin kalau tau siapa yang punya, nanti kita umumin. Yang pasti bukan punya mas Gibran,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Prabunindya Revta Revolusi enggan berkomentar terkait arus informasi akun fufufafa yang tengah ramai berlalu-lalang di media sosial.
“Kalau itu kan, gini ya, saya rasa. Ntar salah jawab lagi. Sudahlah nggak usah lah, nggak usah lah, sudah. Itu pakai statement-nya Pak Menteri [Budi Arie Setiadi] saja sudah, skip saja, ya,” kata Prabu di agenda Ngopi Bareng di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (13/9/2024).
Padahal, dalam kesempatan itu Prabu juga sempat menyinggung soal perlunya menjaga ruang informasi yang sehat agar tidak terjadi disinformasi yang bertebaran di media sosial.
“Ruang informasi bukan berarti enggak boleh ada konten negatif, bukan berarti nggak boleh ada kritik, itu sih harus berkembang, bagian dari demokrasi,” ujarnya.
Pasalnya, jika terjadi disinformasi maka akan merugikan banyak orang.
“Karena efek dari disinformasi di ruang publik semasif ini, secepat ini sekarang itu bisa sangat merugikan yang jadi korban dari misinformasi,” tuturnya.
Adapun, Prabu mengaku Kemenkominfo tengah memformulasikan regulasi untuk menciptakan ruang informasi yang sehat agar tidak terjadi disinformasi. Nantinya, regulasi untuk memastikan ruang publik yang sehat, ini mengingat 8 jam sehari masyarakat Indonesia terpapar internet.
“Kami lagi mencoba untuk memformulasikan bentuknya seperti apa, karena kalau tidak, yang jadi korban adalah rakyat, anak-anak,” katanya.
Dia pun mencontohkan kasus yang terjadi di Australia. Negeri yang dijuluki Negeri Kanguru itu memiliki regulasi bahwa sosial media tidak boleh digunakan untuk anak-anak.
“Alasannya sederhana, tapi very principle. Walaupun saya nggak bilang di sini [Indonesia] bahwa kita akan ke sana, belum. Untuk menunjukkan saja kalau di luar itu di regulasi ruang informasi tujuannya untuk memastikan kualitasnya baik,” ungkapnya.