Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, menuduh kandidat dari Partai Demokrat dan Wakil Presiden Kamala Harris memiliki sikap anti-Israel dalam debat perdana mereka pada Selasa (10/9/2024) waktu AS.
Mengutip pemberitaan Kantor Berita Anadolu pada Rabu (11/9/2024), Harris menanggapinya dengan mengatakan bahwa dia telah mendukung Israel sepanjang karier dan hidupnya.
Ketika ditanya bagaimana dia akan bernegosiasi untuk mengakhiri perang di Gaza dan menjamin pembebasan sandera, Trump mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa perang di Gaza dan Ukraina tidak akan pernah dimulai jika dia menjadi presiden.
“Dia membenci Israel. Jika dia menjadi presiden, saya yakin Israel tidak akan ada dalam waktu dua tahun dari sekarang," kata Trump.
Trump juga menyebut Harris bahkan tidak mau bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika mengunjungi Kongres AS untuk menyampaikan pidato yang Trump nilai sangat penting.
“Pada saat yang sama, dengan caranya sendiri, dia membenci penduduk Arab, karena seluruh negara akan diledakkan: Arab, Yahudi, Israel. Israel akan lenyap," ujar Trump.
Baca Juga
Harris menanggapinya dengan mengatakan bahwa hal tersebut sama sekali tidak benar.
“Seluruh karir dan hidup saya mendukung Israel dan rakyat Israel,” balas Harris
Harris mengatakan Israel mempunyai hak untuk membela diri, termasuk terhadap ancaman dari Iran dan proksinya, namun menambahkan bahwa cara Israel melakukan hal tersebut sangatlah penting.
“Benar juga bahwa terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh. Anak-anak, ibu-ibu. Apa yang kita tahu adalah perang ini harus diakhiri. Perang ini harus segera diakhiri. Cara mengakhirinya adalah kita memerlukan kesepakatan gencatan senjata, dan kita membutuhkan para sandera keluar. Kami akan terus berupaya sepanjang waktu untuk hal itu," katanya.
Adapun, Harris juga menegaskan kembali pendiriannya mengenai solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina.