Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangis Pecah Guru dari Buton di Depan Paus Fransiskus, Ini Kisahnya

Ana mulai terisak saat menceritakan pengalamannya bisa terlibat Scholas Occurentes yang diinisiasi Paus Fransiskus.
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia dan Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus (kedua kiri) didampingi Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin (kanan), Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo (kiri), dan Romo Markus Solo Kewuta (kedua kanan) memberikan sambutan saat melakukan pertemuan di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/8/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia dan Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus (kedua kiri) didampingi Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin (kanan), Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo (kiri), dan Romo Markus Solo Kewuta (kedua kanan) memberikan sambutan saat melakukan pertemuan di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/8/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Ada momen haru ketika Paus Fransiskus menemui anak-anak muda yang terlibat dalam proyek Scholas Occurentes. Sholas Occurentes adalah sebuah Gerakan Pendidikan Internasional yang diluncurkan oleh Sri Paus secara global pada 2013.

Momen haru terjadi ketika Ana Nur Awaliyah, seorang guru yang berkarya di Pulau Buton menceritakan minat dan kegiatannya di dunia pendidikan yang salah satunya untuk mengentaskan kemiskinan.

Ana mulai terisak saat menceritakan pengalamannya bisa terlibat Scholas Occurentes yang diinisiasi Paus Fransiskus.

"Hari ini bukan sekadar sebuah pengalaman bagi saya, namun sebuah transformasi luar biasa. Kali pertama dalam hidup, saya mengunjungi, masuk, dan menjadi bagian dalam Katedral, Sebuah gereja yang disucikan umat Katholik," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Menurutnya, bisa berdiri di dalam Gereja Katedral yang berseberangan langsung dengan Masjid Istiqlal adalah pengalaman yang luar biasa. Ana kemudian tak mampu lagi membendung air matanya. 

"Ajaibnya tepat di depan saya berdiri masjid tempat saya beribadah. Ini merupakan simbol toleransi di mana perbedaan seharusnya kita hadapi dan jembatani," katanya.

Dia pun melanjutkan penjelasannya terkait keprihatiannya di dunia pendidikan yang saat ini perlu mendapat perhatian khusus guna mengentaskan kemiskinan.

Merespons kisah Ana, Paus mengapresiasinya dan menyebutnya bercerita dari hati.

"Anda berbicara dengan hati dan itu sangat indah," kata Paus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper