Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Takut, Netanyahu Langsung Minta Maaf setelah Didemo Keras

PM Israel Benjamin Netanyahu memohon ampun kepada warganya setelah gagal mengembalikan sandera dalam keadaan hidup.
Tentara Israel duduk di dalam kendaraan militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan dengan Gaza, di Israel selatan, 18 Desember 2023. REUTERS/Ronen Zvulun
Tentara Israel duduk di dalam kendaraan militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan dengan Gaza, di Israel selatan, 18 Desember 2023. REUTERS/Ronen Zvulun

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu langsung meminta maaf kepada negaranya setelah mendapat demo keras pada Minggu (1/9/2024).

Melansir BBC, ia juga meminta ampunan karena gagal mengembalikan enam sandera yang ditemukan tewas di Gaza pada Sabtu.

Hamas pun menekan Netanyahu dan memperingatkan bahwa lebih banyak lagi sandera yang bisa "dikembalikan ke keluarga dalam kantong mayat" apabila gencatan senjata tidak tercapai.

Tekanan terhadap Netanyahu juga meningkat di skala internasional ketika Inggris menghentikan beberapa penjualan senjata ke Israel, dengan alasan adanya risiko penggunaan peralatan yang melanggar hukum internasional.

Namun PM Israel bersikukuh dan memberikan nada menantang bahwa pasukannya harus mengendalikan koridor Philadelphi di Gaza – sebuah wilayah penting yang strategis yang merupakan titik sulit dalam negosiasi dengan Hamas.

Tindakan Netanyahu pun langsung ditolak keras oleh Hamas, meskipun Israel disinyalir akan tetap berada di wilayah tersebut setelah pihaknya menemukan puluhan terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Gaza.

"Poros kejahatan membutuhkan Koridor Philadelphia, dan untuk alasan itu kita harus mengendalikan Koridor Philadelphia. Hamas bersikeras agar kita tidak berada di sana, dan karena itu, saya bersikeras kita harus berada di sana," kata Netanyahu dalam konferensi pers di Yerusalem, dilansir Reuters, Selasa (3/9/2024).

Tindakan keras kepala Netanyahu pun membuat sikap internasional berubah, termasuk Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Netanyahu belum melakukan cukup usaha untuk mencapai kesepakatan pembebasan sandera dan menyetujui gencatan senjata.

Sayangnya Netanyahu lagi-lagi bersikeras dan justru menyalahkan AS. Ia mengatakan tekanan seharusnya ditujukan kepada Hamas, bukan Israel, terutama setelah pembunuhan sandera, yang menurutnya ditembak di belakang kepala oleh para penculik.

"Dan sekarang setelah ini kita diminta untuk menunjukkan keseriusan? Kita diminta untuk membuat konsesi? Pesan apa yang ini kirimkan kepada Hamas? Ini mengatakan, bunuh lebih banyak sandera," ujar Netanyahu menanggapi pernyataan Biden.

Dia menambahkan bahwa dia tidak percaya Biden atau siapapun yang serius tentang perdamaian akan meminta Israel untuk membuat lebih banyak konsesi.

"Kita sudah membuatnya. Hamas yang harus membuat konsesi," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper