Bisnis.com, JAKARTA - Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan pada Minggu (1/9/2024) malam, untuk melakukan protes terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Diperkirakan 100.000 orang melakukan protes di Tel Aviv, sementara yang lain berdemonstrasi di Yerusalem Benjamin Netanyahu.
Aksi pemogokan umum juga diserukan oleh masyarakat di tengah ledakan kemarahan mengenai cara pemerintah menangani perang di Gaza setelah kematian enam sandera yang ditahan Hamas.
Melansir The Guardian, penemuan jenazah para sandera di Gaza pada akhir pekan lalu mengancam akan membawa perpecahan mendalam mengenai perang tersebut ke titik puncaknya.
Pemogokan umum pertama sejak Maret tahun lalu diperkirakan akan menghentikan sebagian besar perekonomian Israel pada hari Senin.
Kantor-kantor pemerintah dan kotamadya akan ditutup, begitu pula sekolah-sekolah dan banyak bisnis swasta.
Baca Juga
Bahkan Bandara internasional Israel, Ben Gurion, akan ditutup pada pukul 8 pagi waktu setempat (0600 BST) untuk jangka waktu yang tidak diketahui.
Pada Minggu malam, para demonstran memutus jalan raya Ayalon, jalan raya yang melintasi jantung kota Tel Aviv. Mereka memenuhi jalan dan menyalakan api unggun di jalur tengah dekat Hashalom sambil menabuh genderang dan bernyanyi.
Sejumlah petugas kepolisian berusaha membendung protes yang terjadi, namun tetap tak mampu menekannya para protestan untuk Kembali.
“Bibi [Netanyahu], kamu membunuh para sandera," teriak warga Israel.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Yoav Gallant menjadi satu-satunya anggota pemerintah yang memberikan suara untuk menentang pendirian Netanyahu.
“Sudah terlambat bagi para sandera yang dibunuh dengan darah dingin. Kita harus membawa kembali sandera yang masih ditahan oleh Hamas,” ucapnya.
Seorang pejabat senior Hamas, Izzat al-Rishq, menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas kematian para sandera, dan menunjuk pada kegagalan Israel untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata yang katanya telah diterima Hamas.
Rishq tidak membuat klaim apa pun tentang bagaimana para sandera itu meninggal dan tidak mengomentari dugaan IDF bahwa mereka telah dieksekusi.
Seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh Agence France-Presse, mengatakan para sandera telah “dibunuh oleh tembakan dan pemboman pendudukan [Israel]”.
Namun klaim tersebut langsung dibantah oleh IDF dan bertentangan dengan temuan kementerian kesehatan Israel.