Bisnis.com, JAKARTA - Gelombang demo Israel membuat Amerika Serikat mengambil respons cepat. AS dikabarkan akan segera megajukan kesepakatan damai untuk berbagai pihak.
Dilansir dari NZ Herald, saat ini Amerika Serikat berencana mengajukan kesepakatan genjatan senjata.
Amerika Serikat telah berbicara dengan Mesir dan Qatar tentang garis besar kesepakatan akhir.
Akan tetapi tagline yang akan dibawa oleh AS adalah "terima atau tinggalkan", yang berarti negara tersebut akan sedikit memaksa lawan untuk segera berdamai.
Laporan tersebut mengatakan jika kesepakatan ini gagal dan kedua belah pihak tidak menerima persyaratan, maka ini dapat menandai berakhirnya negosiasi yang dipimpin Amerika Serikat.
Sebagaimana dieketahui, gelombang protes membara di Israel.
Baca Juga
Para pengunjuk rasa meneriakkan "Sekarang! Sekarang!" dan menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencapai gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas untuk membawa pulang tawanan yang tersisa.
Sejumlah pendemo yang merupakan WN Israel memblokir jalan di Tel Aviv dan berdemonstrasi di luar kantor Netanhayu.
Salah satu penyebab demo dilakukan yakni karena ada enam tawanan di Gaza menjadi pemicu demo Netanyahu tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel mengatakan keenam sandera tersebut dibunuh oleh para penculik mereka “sesaat sebelum” mereka ditemukan.
Pejabat senior pemerintah mengatakan Amerika Serikat memiliki penilaian serupa, meyakini bahwa keenam sandera ditembak di kepala dan dieksekusi tidak lama sebelum jasad mereka ditemukan.
Biden dan para pembantu utamanya telah menghabiskan waktu beberapa bulan tanpa henti untuk berusaha membawa Israel dan Hamas mencapai kesepakatan.
Kesepakatan damai yang sebelumnya ditawarkan yakni membebaskan para sandera yang masih hidup dengan imbalan tahanan Palestina.
Akan tetapi entah mengapa, tawaran tak kunjung menemui kata sepakat antara kedua belah pihak.