Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badan Amal Selandia Baru Minta Maaf Setelah Bagikan Permen Tercampur Narkotika

Badan Amal Aukland City Mission meminta maaf setelah bagikan permen yang tercampur narkotika ke 400 orang.
Ilustrasi permen/pexels
Ilustrasi permen/pexels

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah badan amal di Selandia Baru yang Bernama Aukland City Mission, meminta maaf setelah membagikan permen yang tercampur dengan narkotika.

Menurut laporan Reuters, mereka meminta maaf setelah menemukan permen rasa nanas yang dibagikan terkontaminasi dengan kadar metamfetamin yang berpotensi mematikan.

Masalah ini terkuak setelah beberapa masyarakat mengeluhkan permen yang didapatkan memiliki ras aneh.

"Kami menerima peringatan kekhawatiran dari penerima paket makanan yang mengatakan bahwa mereka memiliki permen yang memiliki rasa yang aneh," kata Aukland City Mission dalam siaran pers pada hari Rabu.

Akibatnya, tiga anak-anak, satu remaja, dan satu pekerja amal harus mencari perawatan medis. Untungnya, tidak ada yang dirawat di rumah sakit.

Permen tersebut kemudian dilakukan penujian oleh New Zealand Drug Foundation dengan hasil bahwa permen yang disumbangkan oleh orang tak dikenal tersebut mengandung 3 gram metamfetamin, setara dengan 300 dosis.

Aukland City Mission memiliki aturan yakni mereka hanya menerima makanan yang diproduksi secara komersial untuk disumbangkan. Namun pada awalnya permen tersebut tidak tampak mencurigakan.

Mengutip Time, pihaknya kini mulai menghubungi para penerima permen, yang mereka perkirakan berjumlah hingga 400 orang.

Mereka juga memasang poster di semua lokasi mereka, memperingatkan penyewa tentang permen tersebut.

Gejala-gejala konsumsi sabu antara lain: nyeri dada, jantung berdebar kencang, kejang, kehilangan kesadaran, dan lain-lain.

Polisi Selandia Baru yakin sumbangan tersebut kemungkinan besar tidak disengaja, karena permen tersebut memiliki nilai eceran sekitar NZ$1.000 ($608) per permen.

Pihak kepolisian juga menduga bahwa permen tersebut berkaitan dengan operasi penyelundupan narkoba internasional dan sedang menyelidiki bagaimana permen tersebut bisa masuk ke negaranya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper